Reputasi Bangsa Berpengaruh Pada Pariwisata

Thursday, 31 March 16 Venue

Indonesia masih menghadapi masalah serius seputar citra dan reputasi bangsa di mancanegara yang masih belum menggembirakan. Karena itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengemukakan pentingnya reputasi bangsa terhadap perekonomian, termasuk pariwisata. Menurutnya, reputasi bangsa berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Jika reputasi bangsa naik 10 persen, pariwisata naik 11 persen dan investasi 2 persen.

“Kalau kita tidak bisa mengukur, kita tidak akan bisa mengelolanya. Country reputation itu berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kalau angka sudah bicara, siapa pun tak bisa memungkiri, public relation-ing branding itu penting,” ujar Arief Yahya saat hadir di acara Deklarasi Komunitas PR Indonesia Untuk Penguatan Reputasi Bangsa yang diadakan oleh Komunitas PR Indonesia di Hotel Swiss-Belhotel Rainforrest Bali pada 24 Maret 2016.

Lebih lanjut, kata Arief Yahya, PR itu memengaruhi perekonomian, dan kita harus bisa memperluasnya. Kalau tidak, maka tidak akan dicerna oleh pemegang keputusan.

Penyelenggaraan Deklarasi Komunitas PR Indonesia Untuk Penguatan Reputasi Bangsa ini bertolak dari kondisi saat ini di mana kian semaraknya dunia public relations (PR) di perusahaan swasta, BUMN, dan pemerintahan. Sejumlah komunitas, asosiasi, dan organisasi PR yang terlibat dalam deklarasi tersebut terdiri dari Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI), Kantor Staf Presiden (KSP), Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah (BAKOHUMAS), Forum Humas BUMN, Ikatan Pranata Humas Indonesia (IPRAHUMAS), Tenaga Humas Pemerintah (THP), ASEAN PR Network (APRN), London School of Public Relations (LSPR), Public Relations Society Indonesia (PRSI), EGA briefings, MM Komunikasi Trisakti, dan sejumlah komunitas kehumasan lainnya.

BACA JUGA:   Rayakan Halloween dengan Penuh Kejutan di Hong Kong Disneyland Resort 

Menurut Asmono Wikan, penggagas Deklarasi Komunitas PR Indonesia Untuk Penguatan Reputasi Bangsa, melalui gerakan ini, mereka mengajak semua insan public relations (PR) di seluruh Tanah Air untuk terus bergerak, memberi kontribusi terhadap penguatan reputasi organisasi, korporasi, hingga bangsa. “Fokus kami adalah tentang penguatan kompetensi PR, yang berlanjut pada sertifikasi PR, dan pada ujungnya membangun reputasi bangsa,” tutur Asmono Wikan.

Untuk mendorong agar gerakan ini semakin efektif dan massif, Komunitas PR INDONESIA menyiapkan tanda pagar (tagar) di media sosial, yakni #prindonesiabergerak dan #prindonesiaunite. Kedua tagar itu mengandung pesan agar gerakan komunitas PR bisa mendapatkan gaung yang besar dan berdampak signifikan terhadap tujuan utama penguatan reputasi bangsa.

BACA JUGA:   Indocomtech 2023 Hadirkan 150 Peserta Pameran di Bidang Informasi Teknologi Terkini

Selain dihadiri oleh Menteri Pariwisata, turut hadir di acara ini adalah Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Niken Widyastuti, Direktur Utama Telkomsel Ririk Ardiansyah, Dirut Garuda Indonesia M. Arief Prabowo, Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo, para tokoh public relations dari asosiasi kehumasan, dan ratusan praktisi PR. Prosesi deklarasi ditandai dengan pembacaan naskah deklarasi oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI) Tipuk Satiotomo didampingi oleh Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Eko Sulistyo, Presiden PR Society Indonesia Magdalena Wenas, Presiden ASEAN Public Relations Network (APRN) dan Pendiri LSPR Prita Kemal Gani, serta Presiden International Public Relations Associations (IPRA) 2010 dan Koordinator Program MM Komunikasi Universitas Trisakti Elizabeth Goenawan Ananto.

Selain deklarasi, agenda acara yang mengusung tema besar “PR Indonesia untuk Kejayaan Bangsa” itu adalah Orasi Kepemimpinan Tokoh Indonesia dalam Mempiarkan Bangsa, penyerahan penghargaan The 1st ICON PR INDONESIA, presentasi dan penyerahan penghargaan The 1st PR INDONESIA Research Summit and Awards (PRISA), dan pemberian penghargaan The 1st PR INDONESIA Media Relations Awards & Summit (PRIMAS) 2016 kepada kementerian, lembaga, BUMN, swasta nasional, dan multinasional.

BACA JUGA:   Lebih dari 5,5 Juta Pengunjung Datang ke Jakarta Fair 2023 pada Hari ke-28

Hingga akhir acara, ratusan tanda tangan dan dukungan dari praktisi PR terus dibubuhkan di wall of fame yang disiapkan panitia. Beragam pesan dukungan juga dituliskan dalam banner yang berisi Naskah Deklarasi Komunitas PR Indonesia untuk Reputasi Bangsa. “Ini adalah dokumen sejarah sekaligus saksi bahwa komunitas PR Indonesia bisa bersatu dan berkontribusi nyata untuk bangsa. Gerakan ini akan terus kami gelorakan sehingga menjadi gerakan PR berbasis masyarakat,” tandas Asmono Wikan.

Penulis: Nila Sofianti