Kosenda Hotel mengklaim dirinya sebagai Indonesia’s First Design Hotel. Hotel butik yang berlokasi di Jalan KH Wahid Hasyim No. 127 ini memadukan desain arsitektural abad ke-21 dengan keindahan arsitektur tahun 1960-an. Hotel yang didirikan pada tahun 2013 ini memiliki 60 kamar yang tersebar di delapan lantai. Ada tiga tipe kamar yang tersedia, yakni Petita, Comforta, dan Spatia.
Kosenda Hotel juga memiliki Awan Lounge yang berada di rooftop hotel. Dari Awan Lounge, para pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Jakarta. Di lantai dasar hotel, ada 127 cafe dan restoran WAHA Kitchen yang menyuguhkan hidangan asli peranakan.
Ruben Kosenda, pemilik Kosenda Hotel, mencurahkan pengalamannya traveling dan kuliner dari seluruh penjuru dunia dengan membangun hotel pertamanya ini. “Bagi saya, Kosenda Hotel is a small hotel with character, karena sudah lama saya bermimpi untuk membangun sebuah hotel desain di tengah kota Jakarta, hotel yang berkarakter dan memiliki keunikan tersendiri, menawarkan kenyamanan dan sajian kuliner yang inovatif. Saya ingin menciptakan pengalaman bersantai yang menyenangkan dan tak terlupakan dengan sentuhan modern,” ujar Ruben.
Dalam proses pembangunan Kosenda Hotel, Ruben dibantu oleh arsitektur asal Indonesia yang mempunyai reputasi yang diakui secara internasional, yakni Ton Ton Studio. Berbagai macam bentuk furnitur yang terdapat di area hotel mempertegas kesan keberagaman namun tetap dalam satu prinsip yang sama.
“Saya mendapatkan perabotan hotel dari berbagai daerah di dunia karena saya yakin setiap tempat atau daerah mempunyai budaya yang menjadi ciri khas mereka. Selain itu, perabotan-perabotan tersebut saya dapatkan dari tempat yang menjual barang antik, seperti di jalan Surabaya. Saya bawa ke Kosenda agar tercipta suasana yang kaya akan perbedaan (budaya) namun tetap dalam satu koridor konsep yang sama,” ujar Ruben.
Seorang seniman urban, Sanchia T. Hamidjaja, juga ikut andil dalam merancang hotel ini dengan menggambar mural kehidupan masyarakat Kota Jakarta yang menghiasi dinding WAHA Kitchen. Untuk urusan interior, Ruben memercayakan hotelnya kepada Domisilium Studio yang menghadirkan karpet tebal bermotif hounds tooth dipadu dengan tekstil asli Indonesia, dan juga perpaduan perabot asli dari perancang klasik Svend Skipper, Poul Henningsen dan juga kursi asli Hans Wagner dari tahun 1950-an bernama ‘Ox’ yang terdapat di lobi hotel.
Koridor hotel didominasi dengan lukisan dinding karya Triyadi Guntur Wiratno, yang berkisah tentang sejarah dan kebudayaan masa lalu Jakarta dengan tema yang berbeda di setiap lantai. Terdapat juga balok-balok kayu bekas yang berdampingan dengan lukisan dinding di setiap koridor yang disulap menjadi suatu karya seni yang menggambarkan landscape dari Kota Jakarta dengan dihiasi laba-laba besar yang menjadi ikon dari Kosenda Hotel.
Ruben dan tim konsultannya memilih semua furnitur yang ditempatkan dalam kamar dengan cermat sesuai dengan karakter hotel sendiri, kimono, kantong laundry, dan juga sandal batik yang disediakan terbuat dari perca pabrik tekstil. Semua merupakan buah tangan anggota yayasan Precious One, yang mendukung penderita tunarungu. Pemilihan produk perawatan tubuh pun juga diperhatikan dengan saksama dengan memakai produk-produk Kiehl’s yang sudah diakui kualitasnya secara internasional. Setiap kamar dilengkapi dengan stationary agar memudahkan tamu untuk melakukan kegiatan di meja kamar.
Dengan segala keindahan arsitektur dan fasilitas yang ditawarkan, Kosenda Hotel mendapatkan penghargaan Gold Circle Awards 2015 dari Agoda.com, di mana hanya ada 17 hotel di Jakarta yang mendapatkan penghargaan tersebut. Penghargaan ini diberikan karena Kosenda Hotel sudah memenuhi persyaratan seperti konsistensi mendapatkan review yang baik dari pelanggan, kualitas konten, harga yang kompetitif, efektivitas penggunaan sistem Agoda.com, serta kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan dalam memenuhi kepuasan pelanggan.
Penulis: Harry Purnama
KOMENTAR
0