Salah satu kota terpadat di Australia, Melbourne, akan menambah pasokan hotelnya pada tahun 2021. Langkah ini dilakukan untuk memulihkan kembali pariwisata di Australia akibat pandemi COVID-19. Pasalnya, ibu kota negara bagian Victoria ini merupakan salah satu pasar akomodasi paling berpengaruh di Australia.
Berdasarkan data dari Colliers International, kota Melbourne memiliki jaringan pembangunan hotel terbesar di Australia. Saat ini, Melbourne memiliki 130 hotel dengan sekitar 19.600 jumlah kamar. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan perkembangan bisnis pariwisata di dunia.
Colliers International menyebutkan ada 19 hotel yang sedang dibangun di kota tersebut dengan total lebih 4.800 kamar baru. Dari total hotel yang sedang dibangun, ada 11 hotel yang akan diresmikan dan dibuka pada tahun 2021. Proyek hotel yang sedang dibangun dan dijadwalkan untuk dilanjutkan di antaranya adalah Ritz Carlton, Shangri-La, dan Next Melbourne.
Gus Moors, Head of Hotels Valuation & Advisory Services Australia, menjelaskan bahwa kota Melbourne memiliki rekam jejak yang bagus di dunia perhotelan. Hal ini dapat dilihat dengan tingginya permintaan pengunjung domestik untuk menginap di sebuah hotel. Dengan proyek infrastruktur yang luas, kota ini juga dijadikan sebagai penopang paling kuat untuk membantu pemulihan ekonomi Australia.
Pada tahun 2019, hotel-hotel di Melbourne menunjukkan kinerja yang bagus dengan perolehan tingkat hunian sebesar 84,2 persen. Namun, pada 2020, kinerja hotel mulai menurun akibat dampak pandemi COVID-19 sehingga membuat tingkat hunian menurun setengah dari tahun sebelumnya. Kala itu, tingkat hunian hotel dibantu dengan permintaan karantina mandiri yang diwajibkan oleh pemerintah setempat.
Dua bulan pertama di tahun 2020, hotel di Melbourne harus kehilangan banyak pengunjung, khususnya yang berasal dari Cina. Namun, saat Australia menutup perbatasannya pada 20 Maret 2020, kota ini harus kehilangan banyak wisatawan mancanegara dari seluruh dunia.
Menurut data yang diperoleh, pada September 2020 tingkat hunian hotel di Melbourne hanya mencapai 20,4 persen dan menjadi titik terendah dalam sejarah. Dengan pendapatan per jumlah kamar tersedia (RevPAR) turun menjadi rata-rata $ 19,55 per malam di bulan September 2020. Padahal, pada September 2019, hotel-hotel di Melbourne memiliki RevPAR sebesar $ 158,72.
Di bulan selanjutnya, hotel-hotel di Melbourne sudah mulai menunjukkan sedikit peningkatan dengan perolehan tingkat hunian mencapai 22,3 persen pada Oktober 2020. Kemudian, pada bulan November juga mengalami peningkatan sebesar 25 persen dan di Desember 2020 kembali naik di angka 38,3 persen.
“Adanya peningkatan di bulan Desember karena adanya pembukaan kembali perbatasan di negara bagian Australia. Dengan pembukaan tersebut, banyak masyarakat yang ingin melakukan perjalanan meskipun di tengah pandemi,” kata Govinda Singh, Executive Director, Head of Hotels & Leisure Asia.
Adanya peningkatan perjalanan di Melbourne membawa angin segar terhadap pembangunan hotel baru di kota tersebut. Oleh sebabnya, pada tahun 2021, pelaku hotel di sana memiliki peluang besar untuk kembali pulih di situasi saat ini.
KOMENTAR
0