Okupansi Hotel di Bali Kuartal Dua Kurang Dari 10 Persen

Friday, 18 September 20 Bonita Ningsih
Hotel Indonesia Natour
Grand Inna Bali Beach, salah satu properti milik Hotel Indonesia Natour. Foto: Dok. HIN

Colliers International Indonesia memberikan laporan terkait kinerja hotel di Bali pada kuartal kedua tahun 2020. Berdasarkan data yang diberikan, tingkat hunian hotel di Bali kurang dari 10 persen pada April dan Mei, sedangkan tarif harian rata-rata (ADR) yang diperoleh hotel Bali di bawah angka US$50.

“Ini menjadi kinerja yang sangat menyedihkan bagi hotel-hotel yang ada di Bali,” ungkap Ferry Salanto, Head of Research Colliers International Indonesia.

Selama kuartal satu dan kuartal dua tahun 2020, setidaknya ada sekitar 170 hotel di Bali menutup sementara operasionalnya. Bahkan, terdapat dua hotel baru di Bali yang menunda pembukaannya di tahun 2020 ini.

BACA JUGA:   Hotel Baru di Tengah Kota Gresik

“Kalau dilihat dari jadwal, akhir tahun ini akan ada dua hotel baru yang akan dibuka. Tetapi, sepertinya semua sudah terlambat sehingga tidak akan ada pembukaan proyek hotel baru lagi di tahun 2020 ini,” ujar Ferry.

Penundaan pembukaan hotel baru ini belum dapat ditentukan waktunya melihat situasi yang terjadi saat ini. Ferry menambahkan, 2020 menjadi tahun yang paling lesu sepanjang sejarah pasar hotel di Bali. Pasalnya, selama ini Bali dianggap sebagai ujung tombak pariwisata di Indonesia dan menjadi penghasil devisa terbesar di industri tersebut.

“Di tahun-tahun sebelumnya, pasar hotel di Bali tidak pernah seperti ini dan dapat dikatakan bahwa tahun 2020 ini menjadi tahun paling merana bagi mereka. Saat ini, hotel-hotel di sana berada dalam fase bertahan hidup selama pandemi,” ujarnya lagi.

BACA JUGA:   Royal Safari Garden Rayakan Ulang Tahun Ke-43

Melihat kondisi tersebut, industri perhotelan dinilai akan membutuhkan waktu lama untuk kembali tumbuh dan berkembang. Meski demikian, pelaku bisnis perhotelan mengharapkan agar industri ini dapat segera pulih dalam waktu 6 hingga 12 bulan mendatang. Hal tersebut didukung dengan keinginan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang akan membuka pintu pariwisata di Bali bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

“Tetapi, kami menilai bahwa beberapa bulan ke depan pasar domestik yang akan menjadi tulang punggung pariwisata di Bali. Butuh waktu dan persiapan yang matang untuk mendatangkan kembali wisatawan mancanegara ke daerah sana,” ujar Ferry.

BACA JUGA:   Grandkemang Jakarta Dijadikan Tempat Pelatihan Table Manner Calon Pramugari

Saat ini, beberapa pelaku industri perhotelan di Bali telah menawarkan promosi menarik untuk dapat menarik perhatian para turis ke daerahnya. Selain memberikan promo menginap dengan harga miring, pelaku industri perhotelan juga menawarkan paket perjalanan yang lebih akomodatif.