Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Sahid Osing Resort Kemiren Banyuwangi pada 11 November 2017. Kehadiran resor ini semakin menambah jumlah amenitas yang berada di ujung timur Pulau Jawa tersebut. Arief Yahya mengatakan, masyarakat Banyuwangi harus bisa mengelola homestay secara profesional, secara korporasi, dengan menggunakan standar hotel kelas dunia, seperti Sahid.
Di era digital saat ini, sudah marak penerapan sharing economy atau pemanfaatan penggunaan kapasitas secara bersama-sama. “Untuk bertahan dalam persaingan, homestay tersebut harus tergabung dalam business network melalui sharing economy tersebut. Sahid Osing Resort juga harus siap menghadapi ini, perubahan ke digital yang sudah pasti terjadi,” ujar Arief Yahya.
Arief juga mengucapkan terima kasih kepada Sahid yang terus mendukung pariwisata. Sahid adalah nama besar, pasti akan membawa customer-nya ke Kemiren. ”Semua elemen masyarakat di Desa Kemiren harus memanfaatkan hal ini,” kata Arief Yahya.
Sahid Osing Resort Kemiren Banyuwangi memiliki luas 7.600 meter persegi, dengan fasilitas 10 vila dan 16 kamar. Resor yang terletak di Desa Wisata Kemiren ini akan mendukung pemberian pelayanan kepada para wisatawan karena memberikan lebih banyak pilihan akomodasi.
“Banyuwangi juga akan semakin maju dan semakin besar pariwisatanya jika Bandara Banyuwangi menjadi bandara internasional. Bapak Bupati semoga bisa merampungkannya di bulan Oktober tahun 2018,” ujar Arief Yahya.
Hariyadi Sukamdani, Direktur Utama Sahid Hotels and Resorts, mengatakan, sektor pariwisata terbukti sebagai salah satu sektor pendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah Banyuwangi. Alasan itu yang membuat Sahid Hotels & Resorts sangat optimistis melakukan investasi untuk pembangunan serta pengelolaan Sahid Osing Resort Kemiren Banyuwangi bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi selaku pemilik.
“Interior desain dan arsitekturnya berkonsep khas rumah suku Osing, yang terdiri dari 16 vila serta 10 kamar yang terletak di bangunan dua lantai,” kata Hariyadi.
Hariyadi menambahkan, Sahid Osing Resort Kemiren Banyuwangi mengusung konsep resor dengan sentuhan modern namun tetap mempertahankan budaya serta kearifan lokal dengan nuansa pedesaan yang asri, natural, dan nyaman.
“Di sini kami memberikan pengalaman menginap yang unik layaknya suku Osing, penduduk asli Banyuwangi, kepada para tamunya. Kami akan membuat para tamu merasakan sensasi menginap yang sangat berbeda dan memiliki kesan yang tak terlupakan,” ucapnya.
Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi, menyambut baik pertumbuhan hotel yang ada di Banyuwangi. “Hotel ini melengkapi homestay milik warga yang telah ada di area ini. Tentunya hotel ini akan melayani segmen wisatawan yang berbeda dengan homestay milik warga,” kata Anas.
Bupati Anas melanjutkan, bangunan hotel tersebut merupakan milik Pemkab yang pembangunannya menggunakan dana APBD dengan tujuan untuk sumber pemasukan daerah. Namun, untuk pengelolaannya sengaja diserahkan kepada pihak ketiga agar lebih profesional dan akuntabel.
“APBD kami terbatas. Kalau pemda yang tangani semua, cukup berat. Investasi yang diperlukan untuk melengkapi hotel cukup banyak, dan ini di-cover oleh pengelola saat ini. Sengaja kami serahkan pihak ketiga agar lebih profesional,” ujarnya.
Desa Kemiren, kata Anas merupakan Desa Adat suku Osing yang dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Banyuwangi. Selain memiliki kekhasan adat dan budaya yang unik, Desa Kemiren juga memiliki berbagai atraksi festival, seperti Festival Ngopi Sepuluh Ewu dan Festival Tumpeng Sewu.
“Tradisi, budaya, dan atraksi wisata sudah ada. Harapan kami dengan pengelolaan hotel oleh Sahid, Desa Kemiren akan semakin dikenal luas melalui jaringan hotel yang tersebar di seluruh Indonesia karena Sahid ini merek yang hebat,” ujar Anas.
KOMENTAR
0