Keamanan siber menjadi tantangan di Industri digital Indonesia. Ancaman siber bisa menyasar pengguna dan perusahaan penyedia produk atau jasa dengan tujuan mendisrupsi pengoperasian bisnis usaha. Hal itu disampaikan Dr. Ni Made Ras Amanda G, anggota Japelidi dan Dosen Universitas Udayana dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (25/6/2021).
Ancaman siber, lanjut Amanda, juga bisa bertujuan untuk mengakses data para pengguna produk atau jasa digital untuk mencuri identitas serta menjualnya kepada pihak ketiga. “Guna meminimalisasi kejadian yang tidak diharapkan, pengguna perlu menjaga data pribadinya agar dapat melindungi dirinya dari kejahatan digital.”
Menurutnya, ada sejumlah cara untuk menjaga keamanan data dari kejahatan dunia maya. Diantaranya, pentingnya menjaga diri saat bertansaksi, seperti kelola kata sandi (password) pada ponsel, komputer dengan kata sandi yang unik, tidak membagikannya kepada siapa pun, serta melakukan perubahan berkala. “Kedua, pastikan keluar (logout) dari akun saat selesai bertransaksi daring serta menutup aplikasi transaksi tersebut.” Sementara ketiga, lanjut dia, gunakan sistem pengaman (firewall) dan antivirus.
Keempat, gunakan email dengan baik, sebaiknya tidak membalas email atau pesan dari sumber yang tidak diketahui. Kelima, amati metode pembayaran yang telah disepakati atau ditetapkan. Dan keenam pelajari metode konfirmasi dan klaim. “Mari tunjukkan dunia, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa bermartabat baik di dunia nyata maupun maya,” ujar dia.
Indonesia negara paling mengadopsi e-commerce di dunia pada 2019. Sebanyak 34% warga Indonesia meningkatkan pembelian via online di 2020, 72% menyatakan tetap melakukan transaksi daring. Sedangkan 25% pernah mengalami tindak penipuan dalam bertransaksi.
Berbagai aplikasi baik fintech, e-commerce, serta berbagai platform digital lainnya selalu memerlukan data pribadi pengguna. Apabila tidak berhati-hati, maka para penjahat digital dengan mudah akan menyalahgunakan data tersebut.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0