Tanpa disadari, kita sudah kecanduan internet. Setelah bangun tidur, yang cenderung kita lakukan pertama kali ialah mengecek handphone. Tak bisa disangkal lagi kalau internet sudah menjadi kebutuhan semua orang, didukung dengan adanya segala macam gawai yang memudahkan kehidupan kita yang terkoneksi dengan internet untuk bekerja.
“Kecanduan internet memang telah menjadi fenomena baru di masyarakat, dan tidak banyak yang menyadari bahwa dirinya telah kecanduan,” kata Dhimas Dwi Nugraha Hadistya, Dosen Bahasa Inggris Politeknik Negeri Malang dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (24/9/2021).
Dhimas mengatakan, bermulai dari menggunakan internet untuk mendukung keperluan kerja atau hal penting lainnya, dan bukannya mengerjakan hal penting, tetapi malah terdistraksi notifikasi yang ditawarkan media sosial atau scrolling yang tidak berujung.
“Walaupun terbilang gangguan ini tidak terlalu berefek signifikan, tetapi dampak ini akan terakumulasi menjadi sebuah efek kecanduan yang nantinya bisa menjadi lebih parah,” ujar Dhimas.
Kecanduan internet, kata dia, juga sudah menimpa anak-anak. fenomena kecanduan internet pada anak kian marak dalam beberapa waktu terakhir. “Kecanduan internet ini sering mengakibatkan anak-anak malas belajar dan memengaruhi kesehatan baik fisik maupun mental,” tuturnya.
Menurut Dhimas, terdapat beberapa tips untuk mengatasi kecanduan internet, terutama pada anak. Di antaranya:
- Batasi waktu
Cara utama untuk mengatasi kecanduan internet pada anak adalah dengan memberikan batasan waktu dalam mengakses internet. Orangtua memegang peranan penting dalam mengatasi kecanduan internet pada anak. Orangtua diharapkan bisa dengan jelas memberikan batasan waktu bagi anak untuk mengakses internet agar lebih disiplin. Sebelum memberikan gawai atau fasilitas mengakses internet sebaiknya orangtua membuat kontrak dengan anak untuk akses penggunaan internet. Misal boleh mengakses berapa lama, jika mengakses berlebih sanksinya apa.
- Beri pengertian
Cara berikutnya adalah memberikan pengertian pada anak terkait alasan pembatasan penggunaan gawai dan internet. Berikan penjelasan terkait dampak negatif yang didapat ketika kecanduan internet seperti munculnya masalah kesehatan mata, saraf, bahkan depresi.
- Beri kegiatan alternatif
Langkah lain yang bisa dilakukan adalah memberikan anak kegiatan alternatif selain internet. Misalnya dengan memfasilitasi kegiatan sesuai dengan hobi atau kesukaan anak yang tidak menggunakan internet. Alihkan pada kegiatan lain yang positif atau bermanfaat.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0