Jangan Pandang Remeh Kekuatan Media Sosial

Wednesday, 08 September 21 Venue

Terbuka dengan teknologi akan memberikan kesempatan belajar lebih banyak dan menemukan hal baru yang pada ujungnya memicu lahirnya inovasi untuk kemajuan bangsa. Wawasan kebangsaan peserta didik pun akan semakin diperkuat ketika mereka dibekali dengan nilai-nilai kebangsaan apa yang seharusnya dieksplorasi, dimaknai, dan disebarluaskan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

“Guru maupun siswa pun bebas mengakses sumber informasi non-formal di luar bahan ajar baku untuk meningkatkan wawasannya, semisal dari podcast atau video dokumenter,” ujar Mohammad Lutfi, Guru UPT SDN 03 Ngrendeng, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021).

Lutfi mengatakan, pendidik juga peserta didik agar tidak memandang remeh kekuatan media sosial sebagai sarana pembelajaran di era digital ini. “Sebab dari media sosial, kita pun bisa belajar tentang berbagai perspektif baru nilai-nilai kebangsaan dari berbagai peristiwa. Termasuk belajar membedakan mana informasi valid dan mana hoaks,” ujar dia.

BACA JUGA:   Masalah Perlindungan Privasi di Internet

Pendidikan di era new normal yang sudah berlangsung, kata dia, tentu telah membawa banyak perubahan yang tak bisa ditolak lagi. Di level ini fase kematangan sebuah proses pendidikan yang membentuk karakter kuat anak didik jadi pertaruhan.

“Khususnya pada proses integrasi teknologi digital dalam proses belajar mengajar, meski teknologi digital sudah sering digunakan dalam dunia pendidikan sebelum pandemi terjadi, hanya tidak semasif hari ini,” ujarnya.

Nilai-nilai Pancasila, kata Lutfi, juga diharapkan tertanam dalam proses pendidikan di masa pandemi ini. Khususnya untuk meningkatkan kepedulian, antara generasi milenial terhadap sesamanya. Kemajuan digital jangan sampai meninggalkan nilai-nilai dasar kebangsaan seperti tertuang dalam Pancasila.

“Mana yang bisa jadi teladan dan tidak, harus benar-benar dipilah. Kita dituntut cermat di era new normal ini dalam pemanfaatan teknologi,” tuturnya.

BACA JUGA:   Penipuan Digital Beragam, Simpan Informasi Pribadi Rapat-Rapat

Lutfi mengatakan, kecintaan dan kampanye nasionalisme bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja dalam era digital ini. Contohnya, dalam setiap kesempatan menyambangi luar negeri, semangat cinta Tanah Air bisa dilakukan dari hal-hal sederhana, lalu dibagikan di media sosial sebagai bagian dari kampanye kecintaan atas Indonesia itu.

“Misalnya suatu waktu ada sebuah acara di luar negeri, kita bisa kenakan batik dan masyarakat di negeri itu menjadi tahu ada produk batik luar biasa di Indonesia dengan beragam jenisnya,” katanya.

Menurut Lutfi, dalam media sosial, tak perlu ragu berapa pun pengikut yang dimiliki untuk menggemakan nasionalisme. Sekecil apa pun dukungan atas nasionalisme itu, jika sudah diunggah ke media sosial maka siapa pun di belahan dunia ini bisa melihatnya.

BACA JUGA:   Transaksi Digital dengan e-Money dan e-Wallet

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).