Kecakapan Digital Minim, Urgensi Netiket Dibutuhkan

Saturday, 31 July 21 Venue

Minimnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan lunak internet yang bisa menimbulkan kerugian untuk pengguna maupun orang lain sangat disayangkan. Menurut DR. Emalia Iragiliati, Ahli Presmatic & Doktor Bidang Presmatik Bahasa Inggris, sejumlah penyebab dari kurangnya kecakapan ini adalah kurang percaya diri dan malas, penyalahgunaan teknologi, sanksi yang kurang tegas dan minimnya pengetahuan.

“Dalam kecakapan digital ini juga dibutuhkan etika digital atau netiket yang bisa menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya,” ujar Emalia, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).

Dia mengatakan, sekalipun berada di dunia digital, netiket tetap urgensi. Oleh karena itu, ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata. “Dan harus diingat pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki budaya dan ras yang berbeda.”

BACA JUGA:   Bahasa di Ranah Digital

Etika di dunia digital, kata Emalia, juga dipakai agar di kemudian hari terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya jejak digital yang bisa membahayakan buat diri sendiri seperti terjadinya Digital Exposure yaitu terungkapnya data yang bersifat pribadi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Hal ini, kata dia, dapat mengarah kepada tindakan kriminal. Selain itu jejak digital ini juga bisa dimanfaatkan oleh orang lain jika kita menjadi korban phishing yang berisiko dan risiko reputasi. “Rusaknya reputasi seseorang akibat tindakan yang dilakukan di masa lalu yang dapat berakibat pada masa depannya,” ujar dia.

BACA JUGA:   Tujuh Alasan Orang Melakukan Pelecehan Seksual

Emalia mengatakan, jejak digital adakah tapak data yang tertinggal setelah kita beraktivitas di internet, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Contohnya adalah mengirim email, mengunjungi website, posting di media sosial ataupun mengirim data di internet melalui platform digital.

Untuk terhindar dari hal-hal itu, ada tips untuk mengelola jejak digital yaitu hindari penyebaran data-data penting,seperti alamat rumah, rekening ATM atau no telp. Juga selalu gunakan password yang kuat dan berlainan untuk tiap akun media sosial dan dompet digital/mobile banking.

“Gunakan juga layanan pelindung data pada perangkatmu pribadimu (software antivirus, otentikasi ganda,aturan privasi). Selain itu, hindari post sesuatu yg sifatnya terlalu personal (nama anggota keluarga, lokasi, data diri, dsb),” ujar dia.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Anak dan Dunia Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).