Kala Masyarakat Digital Membentuk Budaya Digital

Friday, 29 October 21 Venue
Virtual Show Management

Seorang ilmuwan MC Luhan mengatakan, temuan atas dasar teknologi itulah yang sebenarnya mengubah manusia. Dan eksistensi manusia ditentukan oleh perubahan model komunikasi.

“Sementara masyarakat digital adalah yang identik dengan pola interaksi menggunakan media baru yang akhirnya membentuk budaya digital,” kata Maria Anishya Dosen Komunikasi STT Malang, TV Presenter & Marketing Communication dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (28/10/2021).

Budaya baru kita, lanjut dia, menggunakan media sosial, berbelanja online, melakukan pembayaran digital, pendidikan online, work from home, transportasi online, konsultasi dokter online, webinar dan lain sebagainya. “Ini merupakan budaya baru yang saat ini kita alami,” ujar Maria. 

Menurut dia, kita hidup di dua alam, dunia nyata dan maya bersenyawa. Manusia bukan hanya hadir secara fisik atau nyata tapi virtual atau maya melalui media platform di antaranya WhatsApp, Facebook, Twitter dan lain sebagainya.

BACA JUGA:   Bercanda Kedok dari Perundungan

“Mengapa harus cakap digital? Karena teknologi melesat, terbentuknya masyarakat digital, masyarakat digital terlahir di era milenial dan kehidupan semua sudah serba digital. Maka bagaimana menjadi masyarakat digital yang pintar?” ujar dia.

Menurut Maria, masyarakat harus dapat mengoptimalkan kemampuan 4C, yaitu:

  • Critical thinking & problem solving

Pemikiran kritis dan mampu mengoptimalkan teknologi informasi, tahu dan paham UU ITE agar tidak melanggar norma / etika dalam penggunaan internet dan media sosial. Berpikir kritis dan logis tanpa mengeluarkan banyak energi negatif dan kemarahan.

  • Creativity

Kreativitas sesuai bidang, ketepatan dalam memilih verbal dan membuat konten yang menarik positif dan tidak mengandung unsur SARA, dan berinovasi.

  • Communication skill

Memahami bahasa komunikasi visual yang ada di internet, mampu berkomunikasi yang baik di ruang digital, tidak menyebarkan berita hoaks, tidak terpancing emosi dan melakukan tindak kekerasan verbal seperti ujaran kebencian, tahu tentang keamanan digital.

  • Ability to work Collaboratively

Kolaborasi dalam menciptakan ide baru, bisnis baru membuka kesempatan untuk orang lain dan mendatangkan rezeki untuk diri sendiri juga memperluas jaringan serta teman baru.

BACA JUGA:   Mengelola Keragaman di Ruang Publik

Maria mengatakan, membangun budaya digital sebagai masyarakat cerdas bisa dilakukan dengan memanfaatkan internet untuk bermacam hal. Seperti berbagi pengetahuan dan pengalaman, mencari peluang bisnis, memperluas jaringan pertemanan, berbagi hobi dan interaksi komunitas online.

“Memanfaatkan internet sebagai sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan sosial, menjaga komunikasi, mengakses informasi dan sumber referensi untuk kebutuhan riset dan data,” tambah dia.

BACA JUGA:   Literasi Baik Hindari Informasi Absurd

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).