Backpacker Pun Dikategorikan Turis Berkualitas

Tuesday, 14 April 20 Bonita Ningsih
Wisatawan menikmati fasilitas di Mola-Mola Resort, Lombok.

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah berupaya untuk mengembangkan pariwisata dari segi kualitas. Jika sebelumnya pariwisata dinilai dari kuantitas atau jumlah kunjungan saja, di pemerintahan yang baru Kemenparekraf meminta untuk mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus Tourism, mengatakan, quality tourism memang dibutuhkan dalam sebuah pariwisata. Namun, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan Kemenparekraf jika ingin mencapai pariwisata yang berkualitas, salah satunya ialah dengan memperluas definisi quality tourism yang dilihat hanya dari penerimaan devisa negara.

“Pemerintah selalu menggadang-gadang untuk meningkatkan kualitas ketimbang kuantitas. Tapi, saya tidak setuju kalau kualitas itu hanya dilihat dari penerimaan devisa negara. Definisi seperti itu yang harus diperluas,” ungkap Hermawan.

Menurut Hermawan, quality tourism juga dapat dilihat dari kunjungan wisatawan domestik. Belum lagi ditambah dengan tren staycation yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh banyak masyarakat, membuat definisi sebelumnya harus dipertimbangkan kembali. Staycation diartikan sebagai liburan di sekitar area tempat tinggal, atau bisa dikatakan sebagai turis di kota sendiri.

“Kenapa pemerintah tidak melihat dari domestik tourism atau staycation? Padahal mereka juga menjanjikan untuk pariwisata kita. Jangan sampai pemerintah hanya melihat spending turis asing saat di Indonesia, tetapi tidak melihat keberadaan wisatawan domestik atau staycation. Itu sangat sayang sekali,” katanya.

Ditambah dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini, yakni penyebaran virus COVID-19, membuat masyarakat lebih menahan diri untuk tidak berwisata. Meskipun nantinya wabah ini akan usai, Hermawan meyakini akan ada perubahan tren pariwisata di dunia, yakni berwisata di tempat terdekat.

Halaman : 12

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah berupaya untuk mengembangkan pariwisata dari segi kualitas. Jika sebelumnya pariwisata dinilai dari kuantitas atau jumlah kunjungan saja, di pemerintahan yang baru Kemenparekraf meminta untuk mengedepankan kualitas ketimbang kuantitas.

Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus Tourism, mengatakan, quality tourism memang dibutuhkan dalam sebuah pariwisata. Namun, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan Kemenparekraf jika ingin mencapai pariwisata yang berkualitas, salah satunya ialah dengan memperluas definisi quality tourism yang dilihat hanya dari penerimaan devisa negara.

BACA JUGA:   NATIVE Berikan Pengalaman Membuat Mocktail Virtual

“Pemerintah selalu menggadang-gadang untuk meningkatkan kualitas ketimbang kuantitas. Tapi, saya tidak setuju kalau kualitas itu hanya dilihat dari penerimaan devisa negara. Definisi seperti itu yang harus diperluas,” ungkap Hermawan.

Menurut Hermawan, quality tourism juga dapat dilihat dari kunjungan wisatawan domestik. Belum lagi ditambah dengan tren staycation yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh banyak masyarakat, membuat definisi sebelumnya harus dipertimbangkan kembali. Staycation diartikan sebagai liburan di sekitar area tempat tinggal, atau bisa dikatakan sebagai turis di kota sendiri.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Gelar Famtrip Untuk Promosi Desa Wisata

“Kenapa pemerintah tidak melihat dari domestik tourism atau staycation? Padahal mereka juga menjanjikan untuk pariwisata kita. Jangan sampai pemerintah hanya melihat spending turis asing saat di Indonesia, tetapi tidak melihat keberadaan wisatawan domestik atau staycation. Itu sangat sayang sekali,” katanya.

Ditambah dengan kondisi yang sedang terjadi saat ini, yakni penyebaran virus COVID-19, membuat masyarakat lebih menahan diri untuk tidak berwisata. Meskipun nantinya wabah ini akan usai, Hermawan meyakini akan ada perubahan tren pariwisata di dunia, yakni berwisata di tempat terdekat.