Bandara Lombok dan Bali Ditutup, Target Wisman Terancam

Monday, 27 November 17 Harry
wisatawan asing
Wisatawan asing sedang berwisata di Pantai Padang-Padang, Bali. Foto: Venuemagz/Erwin

Gunung Agung di Bali kembali erupsi. Dampaknya, Bandara Internasional Lombok dan Ngurah Rai Bali ditutup, dan sejumlah penerbangan pun dibatalkan. Bandara International Lombok ditutup sejak 26 November 2017 pukul 17.55. Sementara itu, Bandara Ngurah Rai Bali ditutup sejak 27 November 2017 pukul 07.00 WITA.

Menteri Pariwisata Arief Yahya merasa terpukul dengan tidak beroperasinya kedua bandara tersebut. “Ini situasi yang sangat sulit bagi industri pariwisata Bali, Lombok, dan Indonesia,” ujar Arief Yahya.

Pasalnya, hingga November 2017, destinasi Lombok dan Bali masih gencar dipromosikan di WTM London. Di World Travel Mart terbesar kedua setelah ITB Berlin itu, kedua destinasi itu masih dipromosikan di Eropa, Australia, Asia, dan banyak negara di dunia.

BACA JUGA:   Kementerian Pariwisata kembali Menggelar Indonesia Sustainable Tourism Awards 2019

Yang namanya erupsi, kata Arief Yahya, adalah bencana alam yang sulit diprediksi. Tidak ada satu pihak pun yang bisa memastikan situasi Gunung Agung. “Itu yang membuat kami deg degan setiap saat,” kata Arief.

Bali merupakan magnet utama bagi wisatawan asing. Sebesar 40 persen wisatawan mancanegara yang ke Indonesia memilih ke Bali, disusul oleh Jakarta dengan 30 persen dan Kepulauan Riau dengan 20 persen. Karena itu, semakin lama ditutupnya akses masuk ke Bali dan Lombok, target 15 juta wisatawan mancanegara pada 2017 pun semakin terancam.

BACA JUGA:   Baru 40 Persen Wisman Bayar Tarif Masuk Bali, Kemenparekraf Tingkatkan Sosialisasi

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menjelaskan, penutupan Bandara Internasional Lombok Praya karena terdampak dari letusan Gunung Agung di Bali. Menurut VAAC Darwin bahwa arah sebaran debu vulkanik letusan Gunung Agung mengarah ke Timur – Tenggara menuju Bandara Internasional Lombok Praya (LOP).

“Di sekitar Bandara Lombok memang tidak terdapat debu vulkanik. Tapi debu vulkanik itu ada di langit di sekitar bandara, jadi menghalangi jalur penerbangan pesawat. Untuk itu, demi keselamatan penerbangan maka Bandara Lombok ditutup sehingga operasional dari dan menuju bandara tersebut dihentikan,” ujar Agus.

BACA JUGA:   Wisatawan Asia Lebih Sedikit Menginap

Agus juga menegaskan para penyelenggara penerbangan dan semua pihak terkait untuk mematuhi aturan tersebut dan tidak memaksakan kehendak terkait penerbangan pesawat. “Semua operasional penerbangan harus mematuhi aturan keselamatan penerbangan. Tidak boleh memaksakan kehendak dengan alasan apa pun sampai dinyatakan selamat dan aman oleh petugas yang berwenang,” tegas Agus.