Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi kecepatan dan kesigapan industri pariwisata Bali. Begitu Bandara Ngurah Rai ditutup pagi tadi pada pukul 07.15 WITA hingga 18 jam ke depan, industri pariwisata di Bali langsung bergerak cepat membantu wisatawan yang tidak bisa kembali ke negaranya masing-masing. Sektor perhotelan di Bali memberikan gratis menginap satu malam bagi wisatawan yang terkena dampak pembatalan pesawat, serta diskon 50 persen untuk malam berikutnya.
“Bagus! Cepat, dan beginilah seharusnya tanggap darurat industri perhotelan di Bali. Jangan berhitung untung rugi dulu. Melayani customers yang sedang panik dan tidak bisa terbang pulang itu jauh lebih penting,” kata Arief Yahya.
Sebenarnya, Arief punya hitungan yang jika itu dilakukan industri, dampak ke depannya akan sangat bagus buat Bali. Mereka, para wisatawan itu akan sangat loyal dengan Bali. Nama Bali akan semakin harum di mata wisatawan di seluruh dunia.
“Tapi sudahlah, kita melayani mereka sebagai sesama umat manusia saja, dengan cara-cara kemanusiaan saja. Tidak elok berbincang bisnis di tengah suasana gaduh bencana,” ucap Arief Yahya.
Saat memimpin rapat Tim Crisis Center di Gedung Sapta Pesona, Arief Yahya lega menerima laporan dari Bali Tourism Hospitality—nama lain dari Crisis Center Kementerian Pariwisata. Arief pun mengucapkan terima kasih pada para pengusaha pariwisata di Bali yang telah cepat tanggap.
Bali Tourism Hospitality telah menyiapkan bus kecil berkapasitas 12 orang yang siap membantu wisatawan dari Bandara Ngurah Rai untuk kembali hotel. Industri perhotelan Bali pun memberikan kemudahan dengan menginap gratis di malam pertama dan diskon 50 persen untuk hari berikutnya kepada wisatawan yang terkena pembatalan pesawat atau yang ingin extend.
Keputusan itu sangat meringankan bagi wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang tidak bisa terbang karena bandara tutup. “Tidak bisa pulang itu bukan kemauan mereka, juga bukan keinginan kita. Ini karena alam,” kata Arief Yahya.
Untuk meringankan beban psikologis wisatawan, pelaku usaha biro perjalanan wisata Bali telah menerjunkan para petugasnya untuk melakukan pendampingan kepada wisatawan hingga mereka memutuskan apakah tetap berlibur di Bali, melanjutkan ke destinasi lain, atau memutuskan untuk pulang.
Selain itu, telah disiapkan 15 shelter atau assembly point untuk wisatawan yang terkena pembatalan agar tidak merasa bosan dan tetap nyaman selama extend, di antaranya Grand Inna Bali Beach Hotel, ITDC Nusa Dua, Krisna Oleh-oleh Sunset Road, Krisna Wisata Kuliner, Taman Ayu, Bali Bird Park, Bali Adventure Tours, Bali Safari and Marine Park, Desa Wisata Kertalangu, True Bali Experience, Bencingah Puri Ubud, Pod Chocolate, Taman Sari, Ubud Adventure Center, dan Pod Chocolate Cafe Sunset.
TTC Tim Crisis Center atau Bali Tourism Hospitality (BTH) juga melaporkan, masing-masing perusahaan maskapai penerbangan telah bergerak cepat dalam menangani penumpang yang terkena dampak, di antaranya ada yang memberikan penginapan hotel bagi penumpang yang terpaksa extend. Ada juga yang memberi uang, seperti dilakukan Jet Star, sebesar Rp150.000.
Untuk menghindari kekecewaan, bagi penumpang yang akan berangkat dari Jakarta menuju Bali, disarankan untuk dialihkan ke Bandara Djuanda Surabaya kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat menggunakan bus penjemputan yang sudah siap mengantarkan penumpang ke Bali.
Kemudahan dalam pengurusan visa juga diberikan petugas imigrasi Bali. Sebanyak delapan wisatawan mancanegara, yang terdiri dari 1 wisman dari Amerika Serikat, Perancis, Jerman, dan 4 wisman Rusia, siang itu telah mendatangi counter pelayanan imigrasi untuk memperpanjang masa visa mereka.
KOMENTAR
0