Dalam kunjungan kerjanya ke Eropa, Menteri Pariwisata Arief Yahya tidak hanya mempromosikan keunggulan destinasi wisata Tanah Air dalam ajang bursa pariwisata ITB Berlin, tetapi juga secara khusus hadir ke markas UNESCO di Paris, Prancis, mewakili pemerintah Indonesia untuk menyampaikan potensi serta mempromosikan geopark di Tanah Air kepada para petinggi UNESCO pada 8 Maret 2019.
Tahun lalu, Indonesia telah sukses mencatatkan dua geopark-nya masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark (UGG), yakni Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan Ciletuh, Sukabumi, Jawa Barat, menyusul Gunung Batur di Bali dan Gunung Sewu yang sebelumnya telah masuk daftar UGG. Tahun ini, Indonesia mendaftarkan dua geopark yang lain, yakni Geopark Belitung dan Geopark Kaldera Danau Toba.
Arief mengatakan, “Dalam framework pengembangan destinasi itu kami selalu menggunakan konsep 3A, yaitu atraksi, akses, dan amenitas. Dan jika ingin menjadi global player, harus menggunakan global standard.”
Arief Yahya mengungkapkan, untuk faktor akses, standar global itu diwujudkan dalam bentuk membangun bandara internasional di banyak tempat, dan itu sudah dilakukan oleh pemerintah sebagai bentuk komitmen terhadap pariwisata Indonesia. Sementara dari sisi amenitas, ditandai dengan makin banyak dikembangkan hotel-hotel bintang lima yang berkelas internasional di berbagai destinasi. Dan yang ketiga adalah atraksi yang juga harus berkelas dunia, yaitu atraksi yang sudah mendapat pengakuan dunia, atau diakui secara resmi dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga tepercaya dunia, seperti UNESCO.
“Di banyak tempat di dunia, UGG itu selalu memberi dampak yang signifikan terhadap wisatawan. Branding-nya langsung mendunia karena diakui oleh UNESCO yang merupakan lembaga dunia,” ujar Arief.
Arief menambahkan, Danau Toba dan Belitung bisa semakin cepat mendunia jika atraksinya juga level dunia. Lebih mudah mempromosikan dan mengemasnya sebagai sebuah cerita ketika sudah disahkan UNESCO.
KOMENTAR
0