Kementerian Pariwisata terus berupaya untuk mempromosikan destinasi wisata yang ada di Indonesia kepada wisatawan asing, terutama wisatawan dari negara-negara di Asia Tenggara karena merupakan pasar yang terdekat dan cukup besar. Salah satu strategi pemasaran pariwisata Indonesia adalah dengan berpartisipasi dalam acara travel fair di luar negeri. Yang terbaru, Indonesia ikut dalam pameran Thai International Travel Fair pada 15-19 Februari 2017 di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand.
“Ini momentum yang sangat penting untuk bisa meraih pasar Thailand,” ujar Rizki Handayani, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Tenggara Kementerian Pariwisata.
Berdasarkan statistik dari UNWTO, wisatawan internasional di negara-negara ASEAN berasal dari negara-negara di Asia Tenggara juga, dengan persentase rata-rata 50 persen. Pada 2017, Kementerian Pariwisata menargetkan 45 persen wisatawan asing yang datang ke Indonesia berasal dari negara-negara di ASEAN.
“Untuk mencapai target tersebut, kami menerapkan strategi yang signifikan terkait dengan peraturan, anggaran pemasaran dan promosi, serta pengembangan infrastruktur dan destinasi. Indonesia telah sangat proaktif dalam menarik wisatawan internasional untuk datang ke Indonesia,” ujar Rizki.
Indonesia juga telah proaktif dalam menyederhanakan peraturan untuk memudahkan semua wisatawan yang ingin datang dan menjelajahi Indonesia. Persyaratan bebas visa untuk masuk ke Indonesia telah diberlakukan bagi 169 negara per tanggal 2 Maret 2016.
Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan baru untuk menarik lebih banyak yacht masuk ke Indonesia dengan mencabut Clearance Approval for Indonesia Territory (CAIT). Dengan demikian, diperkirakan bahwa kunjungan kapal pesiar ke Indonesia akan mencapai 5.000 kapal pesiar pada 2019 dengan pendapatan sebesar US$500 juta.
Terobosan lain yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah mencabut peraturan cabotage untuk kapal pesiar di lima pelabuhan utama di Indonesia, yaitu Belawan di Medan (Sumatera Utara), Tanjung Priok di Jakarta, Tanjung Perak di Surabaya (Jawa Timur), Benoa di Bali, dan Soekarno Hatta di Makassar. Oleh karena itu, penumpang kapal pesiar dapat dengan mudah memulai keberangkatan dan mengakhiri perjalanan di pelabuhan tersebut.
Penulis: Harry Purnama
KOMENTAR
0