Turis Internasional Diperkirakan Turun 60 hingga 80 Persen

Wednesday, 13 May 20 Herry Drajat

Menurut UNWTO, pandemi COVID-19 telah menyebabkan penurunan 22% kedatangan wisatawan internasional selama kuartal pertama 2020, dan diperkirakan penurunan tahunan yang terjadi dibandingkan tahun 2019 adalah pada kisaran 60 hingga 80 persen. Hal ini dapat mengakibatkan jutaan orang yang menggantungkan mata pencaharian pada industri pariwisata terancam. Selain itu, juga dapat menghambat tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Zurab Pololikashvili, Sekretaris Jenderal UNWTO, mengatakan, “Dunia menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pariwisata telah terpukul keras, dengan jutaan pekerjaan berisiko di salah satu sektor ekonomi yang paling padat karya.”

Berdasarkan data, penurunan sebesar 22% terjadi pada tiga bulan pertama dan penurunan paling tajam terjadi pada bulan Maret 2020, yaitu sebesar 57%. Hal ini terjadi akibat diberlakukannya pembatasan perjalanan secara luas dengan penutupan bandara dan perbatasan negara. Hal ini mengakibatkan hilangnya 67 juta kedatangan internasional atau setara dengan US$80 miliar dalam penerimaan (ekspor dari pariwisata).

BACA JUGA:   Harga Kamar Dinamis untuk Mencapai Target Revenue

Dampak tertinggi dirasakan oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik, yaitu berkurangnya 33 juta kedatangan, sementara Eropa mencapai 22 juta kedatangan.

Melihat kenyataan tersebut, UNWTO melihat ada tiga skenario pembukaan bertahap perbatasan internasional dan pengaruhnya terhadap laju penurunan wisatawan internasional. Skenario 1 penurunan sebesar 58 persen jika pembukaan bertahap perbatasan internasional dan pelonggaran pembatasan perjalanan pada awal Juli.

Skenario 2 penurunan sebesar 70 persen jika pembukaan bertahap perbatasan internasional dan pelonggaran pembatasan perjalanan pada awal September, dan skenario 3 penurunan sebesar 78 persen jika pembukaan bertahap perbatasan internasional dan pelonggaran pembatasan perjalanan hanya pada awal Desember.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Bagikan Data Detail Terkait Dampak Ekonomi Saat MotoGP Mandalika 2022

Penurunan tersebut menunjukkan hilangnya permintaan perjalanan internasional sebanyak 850 juta hingga 1,1 miliar orang dari turis internasional, kehilangan pendapatan ekspor dari US$910 miliar menjadi US$1,2 triliun, dan sebanyak 100 hingga 120 juta pekerjaan pada industri pariwisata berisiko.

Berdasarkan catatan UNWTO, krisis akibat COVID-19 adalah krisis terburuk yang dihadapi sektor pariwisata internasional sejak tahun 1950 (pencatatan dimulai tahun 1950). Dampak yang dirasakan masing-masing wilayah akan berbeda-beda tingkatnya, namun terjadinya dalam waktu yang hampir bersamaan. Negara-negara di Asia dan Pasifik diperkirakan akan lebih dahulu pulih dari krisis.

Menurut survei UNWTO, permintaan domestik diperkirakan pulih lebih cepat dibanding permintaan internasional. Banyak orang berharap tanda-tanda pemulihan akan muncul pada kuartal terakhir tahun 2020, tetapi sebagian besar orang memperkirakan akan terjadi pada tahun 2021.

BACA JUGA:   GIPI Berikan Dua Dokumen Penting Ke Sandiaga Uno

Menurut UNWTO, para ahli di Afrika dan Timur Tengah memperkirakan pemulihan akan terjadi pada tahun 2020, sementara para ahli dari Eropa dan Asia mempunyai pendapat beragam, hanya setengahnya saja yang berpendapat sama. Selanjutnya para ahli di Amerika adalah yang paling tidak optimistis dan paling tidak percaya pemulihan terjadi pada tahun 2020.