Karambia Cafe & Hangout, Menguntai Filosofi Kelapa

Friday, 21 September 18 Venue
Karambia Cafe & Hangout

Identik sebagai tanaman di kawasan tropis, filosofi kelapa diadaptasi Ian Leonardi ke dalam Karambia Cafe & Hangout. Bukan tanpa sebab dia memilih kelapa sebagai denyut utama restoran yang beroperasi sejak 20 September 2015 itu. Dalam bahasa Sanskerta, kelapa dikenal dengan nama kalpawreksa yang berarti ‘pohon yang memberikan semua kebutuhan hidup’.

“Kelapa ialah salah satu tanaman yang hampir semua bagiannya berguna bagi kehidupan manusia. Daunnya dapat dijadikan atap rumah, batangnya kerap diolah menjadi furnitur, sedangkan buahnya dapat menjadi minuman segar,” kata Ian Leonardi, salah satu pemilik Karambia Cafe & Hangout, kepada VENUE di Pekanbaru, Riau, belum lama ini.

Lalu kenapa dinamai Karambia? Rupanya dalam bahasa Minang, karambia berarti ‘kelapa’. Maklum, sekitar 37,97 persen masyarakat Pekanbaru didominasi oleh etnis Minang. Ini karena pada era 1943 dan 1961 terjadi perpindahan masyarakat Sumatera Barat yang cukup besar ke Pekanbaru sehingga pengaruh budaya Minang cukup kental di Kota Bertuah itu.

Secara arsitektur, Karambia Cafe & Hangout yang menempati lantai dua Gedung Asia Ponsel itu mengusung desain natural modern. Restoran berkapasitas 250 orang  tersebut dirancang  semi-outdoor yang memungkinkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk lebih leluasa.

Kondisi itu, menurut Ian, membuat Karambia Cafe & Resto Hangout mampu menekan penggunaan listrik. “Konsep semi-outdoor memungkinkan udara bebas keluar-masuk sehingga kami tidak memerlukan pendingin ruangan. Penggunaan lampu juga dapat diminimalisasi karena sinar matahari masuk lebih leluasa ke dalam restoran,” papar Ian.

Mengikuti filosofi namanya, tidak mengherankan apabila interior Karambia Cafe & Hangout didominasi oleh kelapa. Kulit pohon kelapa misalnya, tampak menghiasi dinding dan tiang pancang gedung. Untuk mempermanis tampilan, sejumlah bingkai warna-warni yang berisi kata-kata bijak disematkan di dinding. Sementara kursi dan meja diolah dari pohon kelapa yang materialnya didatangkan langsung dari Payakumbuh, Sumatera Barat.

BACA JUGA:   Langkah Pencegahan COVID-19 di Nidcielo Tapas Bar & Restaurant

“Di Karambia Cafe & Hangout tidak ada yang terbuang sia-sia. Untuk menambah cita rasa gurih pada masakan, kami biasanya menambahkan air rebusan kelapa. Sementara batok kelapa digunakan sebagai wadah untuk menyajikan makanan,” ujar Aris Tanjung, Manager Karambia Café & Hangout Pekanbaru.

Karambia Cafe & Hangout

Menu yang ditawarkan Karambia Cafe & Hangout cukup beragam, mulai dari tradisional, Western, hingga Oriental. Namun, menu yang dihidangkan di dalam batok kelapa merupakan sajian khas restoran ini. Kwetiau Spesial Karambia misalnya, dihidangkan bersama salad dan telur mata sapi. Cita rasanya begitu unik, memadukan tekstur kwetiau yang kenyal dengan rasa gurih, manis, sekaligus pedas.

Setelah kwetiau habis, Anda dapat menikmati daging kelapa muda yang melekat di batok kelapa. Ada juga menu Bebek Lada Hijau dengan tekstur daging bebek yang empuk dan tidak amis. Apabila tidak ingin terlalu kenyang, Anda dapat menikmati Bakso Karambia, yang disajikan bersama bihun di dalam batok kelapa.

Selain itu, Anda juga dapat menikmati Mini Cordon Bleu dengan tekstur renyah di bagian luar dan lelehan keju pada sisi dalamnya.

“Agar pengunjung tidak bosan, kami rutin menawarkan menu baru setiap dua bulan. Belum lama ini, kami memperkenalkan Sop Ikan, Ifumi, dan Tahu Isi Tauge yang disajikan bersama kuah kacang. Untuk mengolah berbagai menu, kami memerlukan 150 butir kelapa setiap hari. Pasokan kelapa kami dapat dari Riau dan Sumatera Barat,” tutur Aris.

Deretan menu pemanja lidah disempurnakan Karambia Cafe & Hangout dengan beragam fasilitas terbaik, mulai dari koneksi Internet gratis berkecepatan 30 Mbps, papan-panahan (dart game), hingga live music. Khusus pertunjukan musik, menurut Aris, hadir setiap Senin-Jumat pada pukul 20.00-23.00 WIB. Sementara pada akhir pekan, live music dapat dinikmati pada pukul 15.00-17.00 WIB.

BACA JUGA:   Beragam Pilihan Valentine di Hakkasan Jakarta

“Bagi yang sekadar ingin menikmati minuman, kami memiliki Tropical Bar yang menghidangkan beragam jenis mocktail, seperti Melon Sweet, Peach Soda, Blue Sky, Violet Sky, Sunkist Lovely, dan Green Lime,” imbuhnya.

Pasar Anak Muda Hingga Korporat

Karambia Cafe & Hangout, menurut Ian, awalnya didirikan untuk menggaet pasar millennial dan iGen (lahir pertengahan ’90-an hingga awal 2000-an). Tampaknya, ini alasan desain dan fasilitas yang ditawarkan restoran ini begitu unik dan ramah kepada pengunjung muda.

Apabila umumnya wastafel berbahan keramik, restoran ini malah menggunakan kuali berdiameter 50 sentimeter yang dihubungkan dengan tabung gas tiga kilogram. Namun, pengunjung tidak perlu khawatir karena tabung gas itu hanya berlakon sebagai aksesori.

Belum lagi keberadaan “taman” di lantai dasar, yang menurut Aris menjadi titik favorit kaum muda. Taman yang dimaksud Aris ialah area terluar dari restoran yang dirancang menyerupai hutan. Di sana, ada dua meja, tersusun atas dua balok kayu yang ditempatkan sejajar dan diberi kaca sepanjang dua meter dan lebar satu meter. Kedua meja itu dikelilingi bangku kayu yang mampu memuat 16-20 orang.

Karambia Cafe & Hangout

Selain itu, ada dua ayunan kayu berbahan kayu selebar dua meter, ayunan gantung sarang burung, ayunan berbahan besi, dan tiga meja payung dengan 12 kursi. Namun, dalam perjalanannya, imbuh Ian, segmen pasar Karambia semakin luas. Restoran ini mulai ramai dikunjungi  keluarga dan tamu korporasi.

“Kami kerap dijadikan venue untuk kegiatan sosial, mulai dari pesta ulang tahun, arisan, gathering, konferensi pers, hingga peluncuran produk. Merek ponsel dan telekomunikasi seperti Vivo dan Smartfren pernah menggelar event terkait peluncuran produk baru di sini. Pada Januari 2017, kami bahkan melayani gathering BNI yang melibatkan 200 orang,” paparnya.

BACA JUGA:   Reconstruction Party Empress China Bar JHL Solitaire Hotel

Sementara tamu korporasi, menurut Ian, kerap menjadikan Karambia Cafe & Hangout sebagai tempat meeting. “Kami memang tidak menyediakan ruang pertemuan khusus bagi tamu korporasi. Namun, kami dapat menggunakan lantai tiga sebagai ruang pertemuan untuk nuansa lebih privat dengan kapasitas 60-80 orang. Sebagai pelengkap, kami menyediakan proyektor yang dapat digunakan tamu secara cuma-cuma,” ujar Aris.

Ekspansi dan Strategi Promosi

Sambutan positif para pengunjung membuat Ian percaya diri mengembangkan bisnisnya ke kawasan lain. Pada 21 Februari 2016, sekitar lima bulan setelah Karambia Cafe & Hangout beroperasi di Pekanbaru, 22  Maret 2017 Ian berekspansi ke Padang, disusul Batam pada 2 Juni 2016.

“Tantangan terbesar kami dalam berekspansi ialah lokasi. Ia harus strategis dan mampu mengakomodasi konsep natural dan semi-outdoor. Kendala ini kami temukan di Padang, yang pada akhirnya kami mendapatkan sebuah rumah berarsitektur Belanda,” kata Ian.

Pertumbuhan agresif Karambia Cafe & Hangout, diakui Ian, ditopang oleh strategi promosi yang mumpuni. Ia menjelaskan, pihaknya menerapkan pemasaran digital melalui media sosial, seperti Instagram, Facebook, dan Twitter. “Kami juga sering mendapatkan kunjungan media untuk peliputan. Menggelar event dengan menggandeng korporasi besar juga menjadi salah satu strategi kami dalam memperkenalkan Karambia,” ungkapnya.

 

KARAMBIA CAFE

Jl. Sudirman No. 319 (Lantai 2 Asia Ponsel), Pekanbaru, Riau

Waktu Operasional: Setiap hari, 09.00-24.00 WIB

Harga: Rp20.000-Rp55.000

Kapasitas Parkir: 45 mobil ditambah 30 mobil di Kantor PDAM

 

Penulis: Siska Maria