KEK Pemicu Perkembangan Pariwisata Daerah

Friday, 16 August 19 Bayu Hari

Untuk mempercepat pengembangan di Sumatera Barat, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh, dan Mentawai akan segera direalisasikan.

“KEK pariwisata merupakan cara tercepat untuk menarik investor untuk membangun fasilitas pariwisata. Saya mempunyai hutang untuk segera merampungkan dua KEK di Sumbar, utamanya KEK Mandeh,” kata Menpar Arief Yahya ketika meluncurkan Wonderful Event Sumbar 2019 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kantor Kementerian Pariwisata, Rabu sore (14/8/2019).

Arief menjelaskan, dengan menjadikan Mandeh sebagai KEK Pariwisata maka pembangunan fasilitas JALIN (jalan, listrik, dan internet) dari pemerintah pusat akan difokuskan ke sana, sementara dengan terbentuknya ke KEK tersebut segala perizinan akan menjadi sangat mudah.

BACA JUGA:   Hoteliers Harus Siap Menghadapi Era Disrupsi

“Sumbar bisa mencontoh Kawasan Nusa Dua Bali dan Mandalika Lombok perizinan di  sana sangat mudah sehingga banyak menarik investor,” katanya.

KEK Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar, memiliki lahan seluas 400 hektare dan potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata alam (bahari) dengan target wisatawan mancanegara lanjut usia.

Sedangkan KEK Mentawai di Kabupaten Mentawai Sumbar mengalokasikan lahan seluas 1.200 hektare dengan mengandalkan atraksi alam (bahari) utamanya wisata surfing kelas dunia.

BACA JUGA:   Indonesia Bidik Turis Mediterania Timur

Dengan mempunyai KEK Pariwisata Mandeh, akan menjadi model bagi Sumbar untuk mengembangkan KEK yang lainnya. Seperti halnya dilakukan oleh Pemda Bangka Belitung (Babel) yang kini memiliki 3 KEK satu di antaranya yakni Tanjung Kelayang yang ditetapkan sebagai satu di antara 10 destinasi pariwisata prioritas.

Gubernur Sumbar H. Irwan Prayitno menyambut baik untuk segera mewujudkan KEK di Sumbar. Pihaknya akan membentuk tim untuk bekerja sama dengan Tim Percepatan KEK di Kemenpar dalam upaya merealisasikan rencana tersebut.