Kota Lama Ingin Berstatus World Heritage City

Saturday, 22 June 19 Bayu Hari

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mendukung Kota Lama agar mendapatkan status World Heritage City dari UNESCO.

Dukungan itu disampaikannya pasca melakukan kunjungan kerja di Kota Semarang pada Sabtu (22/6/2019). “Buat tim, libatkan Kementerian Pariwisata, kami akan dukung untuk mendapatkan status UNESCO World Heritage,” katanya.

Menurut Menpar, Kota Semarang saat ini sudah memiliki banyak atraksi wisata menarik dan memiliki konsep wisata yang instagrammable.

Kota Lama Semarang adalah kawasan di Semarang yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20. Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt yang memiliki luas sekitar 60 hektare.

“Kota Lama adalah kawasan yang sangat instagrammable. Paling diburu kaum milenial. Di sini banyak sekali bangunan bersejarah,” ujarnya.

Lokasi lain yang dikunjungi Menpar adalah Gedung Marba yang merupakan peninggalan kolonial Belanda. Gedung yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini sering dijadikan latar belakang untuk pengambilan gambar beberapa film dan iklan.

BACA JUGA:   Pulau Rupat Cocok Jadi KEK Pariwisata

Menpar sempat melakukan promosi lewat vlog di depan Gedung Marba yang mengajak wisatawan untuk datang ke Kota Semarang.

Selanjutnya, Menpar juga mengunjungi Gedung Out The Trap, bangunan kuno yang secara fisik berciri khas kan berupa tangga putar dari besi.

Kemudian, ia menuju Taman Srigunting yang menjadi landmark Kota Semarang. Lokasi lain yang disinggahi Menpar adalah Gereja Blenduk. Gedung ini dibangun masyarakat Belanda pada tahun 1753. Nama blenduk merupakan julukan dari masyarakat sekitar yang artinya kubah.

Setelah puas berkeliling Kota Lama, Menpar Arief Yahya langsung menuju destinasi Lawang Sewu. Di Lawang Sewu Menpar Arief Yahya disambut oleh Kasi Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Semarang Haryadi, dan Direktur Utama PT. KAI Totok Suryono.

BACA JUGA:   Magelang Motor Pariwisata Joglosemar

Lawang Sewu adalah gedung bersejarah yang dulunya merupakan kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada 1904 dan selesai pada 1907 yang terletak di bundaran Tugu Muda. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI), atau sekarang dikenal dengan PT. Kereta Api Indonesia (KAI).

Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu karena bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak.

Menyadari besarnya potensi pariwisata di kawasan Kota Lama, Wakil Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti, meminta dukungan Menpar agar Kota Lama mendapatkan status “World Heritage City”.

Kawasan Kota Lama Semarang, kata Hevearita, saat ini sudah bersih dari bangunan liar dan tidak kumuh lagi. Dengan luas sekitar 60 hektare dan 117 bangunan cagar budaya, saat ini 80 persen bangunan di Kota Lama Semarang sudah direvitalisasi.

BACA JUGA:   Setelah Siap, Promosi Danau Toba Lebih Masif Pada 2020

“Kami berharap Menpar bisa membantu menggelar banyak atraksi di Kota Lama sebagai dukungan. Karena kami ingin destinasi Kota Lama menjadi berkelas dunia,” kata Hevearita.

Permintaan itu disambut sangat positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Menurut Menpar, jika ingin menjadikan Kota Lama sebagai destinasi kelas dunia, maka harus menggunakan benchmark profesional yang sudah berkelas dunia. Yang tak kalah penting, lanjut Menpar, perlu dibuat Integrated Tourism Masterplan.