Australia Forum: Konvensi di Dalam Pesawat Luar Angkasa

Friday, 19 June 15 Venue

Melakukan ekshibisi dan konvensi di dalam pesawat luar angkasa akan menjadi hal biasa bagi penduduk Australia dalam lima tahun mendatang. Pasalnya, Wilayah Ibu Kota Australia (ACT) akan membangun convention center (pusat konvensi) baru, bernama Australia Forum yang mengadopsi bentuk pesawat luar angkasa. Adalah perusahaan arsitektur Australia Guida Moseley Brown (GMB) bersama Massimiliano Fuksas, arsitek asal Roma Italia, yang sukses menaklukkan enam pesaingnya dalam kompetisi desain gedung Australia Forum.

Keduanya memiliki portofolio dan rekam jejak yang kuat dalam industri rancang bangun. GMB misalnya, merupakan perusahaan arsitektur yang mendesain Gedung Parlemen dan Bandara Internasional Canberra. Sementara Fuksas baru saja menyelesaikan sejumlah proyek internasional, seperti Gedung Trade Fair di Milan dan Bandara Internasional Shenzen di Guangdong, Tiongkok.

“Target kami, Australia Forum dapat rampung pada tahun 2020 untuk melengkapi pusat konvensi yang ada saat ini, yaitu National Convention Centre yang dibangun tahun 1988. Canberra membutuhkan pusat konvensi yang jauh lebih besar untuk mengadakan berbagai event akbar,” kata Andrew Barr, Chief Minister ACT.

BACA JUGA:   Gudang Produksi Uang Disulap Menjadi Ruang Kreatif

Australia Forum akan menempati area di Segitiga Nasional yang dirancang oleh arsitek asal Amerika Serikat, Walter Burley Griffin. Apabila mengikuti masterplan Griffin, Australia Forum nantinya akan terhubung dengan Gedung Parlemen dan Kementerian Pertahanan, persis menghadap Danau Burley Griffin, sebuah danau buatan yang dibangun pada tahun 1960.

Australia Forum memang bukan pusat konvensi berdesain futuristik pertama dan satu-satunya di dunia. Saat ACT mengumumkan pembangunan pusat konvensi ini pada 11 April 2011 dengan investasi mencapai A$328 juta, Qatar telah lebih dahulu mengoperasikan Qatar National Convention Centre (QNCC) pada 4 Desember 2011. Mengusung arsitektur futuristik modern, pusat konvensi berluas 177.000 meter persegi ini memiliki “ladang” panel matahari seluas 3.600 meter persegi yang memasok sekitar 12,5 persen kebutuhan energi QNCC.

BACA JUGA:   Pilih Meeting di Museum atau Perpustakaan?

Meski tidak semegah dan sebesar QNCC, Australia Forum memiliki keunikan tersendiri. Ia memiliki atap berbentuk elips dengan gundukan di bagian tengah, serta pod bulat reflektif yang membuatnya terlihat seperti pesawat luar angkasa raksasa. Pusat konvensi ini menawarkan konsep transparan dan berpori yang membuatnya menyatu secara alami dengan lingkungan di sekitarnya. Gedung ini memiliki luas sekitar 27.000 meter persegi yang terdiri dari Plenary Hall dengan 3.000 kursi, ballroom berkapasitas 1.500 pengunjung, exhibition hall berluas 8.000 meter persegi, meeting room, gudang, ruang diskusi, retail, dan kantor administrasi.

Brendan Smyth, Juru Bicara Pengembangan Ekonomi Liberal Canberra, mengingatkan, Pemerintah ACT wajib mengatur skema pendanaan bangunan tersebut dengan saksama. Pasalnya, pendanaan menjadi salah satu alasan krusial di balik penundaan proyek Australia Forum. Hal itu ditandai dengan sikap Pemerintah Federal yang menolak pemberian dana A$8 juta kepada ACT untuk memulai pembangunan pusat konvensi tersebut pada Mei 2014.

BACA JUGA:   Ballroom Indraprasta Sahid Jaya Yogyakarta Hotel & Convention, Ikon Baru MICE Jogja

Di lain pihak, Chris Faulks, CEO Kamar Dagang Canberra, menyatakan, skema pembiayaan Australia Forum yang menyedot investasi hingga A$700 juta itu akan mengombinasikan dana pemerintah dan public private partnership. Pemerintah ACT, menurut Faulks, menargetkan pusat konvensi baru ini mendatangkan rasio keuntungan sebesar 2,4 dalam dua dekade mendatang. Artinya, setiap A$1 yang diinvestasikan akan mendatangkan keuntungan A$2,40. Rasio tersebut didasarkan pada perhitungan pengeluaran delegasi dalam menghadiri konvensi yang mencapai A$3 miliar pada 20 tahun pertama. “Dampak Australia Forum ini akan sangat besar untuk menopang ekonomi lokal dan mendorong pariwisata di masa depan,” kata Faulks.

Penulis: Siska Maria Eviline