Provinsi Kalimantan Tengah salah satunya terkenal akan destinasi wisata Tanjung Puting untuk melihat Orang Utan langsung di alam liar. Namun, lokasi Tanjung Puting cukup jauh dari ibu kota Palangka Raya, bisa memakan waktu beberapa malam dan menggunakan moda transportasi yang beragam, dari jalan darat hingga menginap di atas perahu tradisional.
Karenanya, bagi wisatawan yang hanya memiliki waktu sebentar, cobalah berkunjung ke Pulau Kaja di Desa Wisata Sei Gohong untuk melihat Orang Utan di tempat konservasi. Lokasinya tidak begitu jauh dari pusat kota Palangka Raya, hanya sekitar 30 menit menggunakan mobil.
Pulau Kaja dan Tanjung Puting sama-sama berperan dalam konservasi orangutan, tetapi memiliki perbedaan utama dalam fungsi dan lokasi. Pulau Kaja adalah pusat rehabilitasi dan reintroduksi Orang Utan yang dikelola oleh Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF). Tempat ini berfokus pada perawatan Orang Utan yang kehilangan habitatnya atau terancam punah sebelum dilepas kembali ke alam liar.
Sementara itu, Taman Nasional Tanjung Puting adalah kawasan konservasi alam yang lebih luas dan berfungsi sebagai habitat alami Orang Utan. Taman nasional ini menjadi tempat wisata ekowisata terkenal di mana pengunjung bisa melihat Orang Utan di alam liar.
Jadi, jika ingin melihat Orang Utan yang sedang direhabilitasi sebelum dilepas ke alam liar, Pulau Kaja adalah tempatnya. Namun, jika ingin melihat Orang Utan yang hidup bebas di habitat aslinya, Tanjung Puting adalah pilihan yang tepat.

Di pusat penyelamatan Orang Utan di Pulau Kaja, Sei Gohong, Orang Utan yang ditemukan dalam kondisi terluka atau dalam situasi berisiko mendapatkan perawatan dan rehabilitasi. Prosesnya mencakup pemeriksaan medis, pemulihan dari trauma, serta pelatihan untuk kembali hidup di alam liar. Setelah mereka siap, orangutan yang sehat dan cukup mandiri dapat dipindahkan ke lokasi pelepasliaran atau kembali ke habitat alami yang aman.
Selain penyelamatan dan rehabilitasi, tempat ini juga menjadi pusat edukasi tentang pentingnya pelestarian orangutan dan lingkungan. Masyarakat lokal sering dilibatkan dalam kegiatan konservasi guna meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap program perlindungan Orang Utan.
Memang, jumlah Orang Utan di Pulau Kaja tidak begitu banyak yang bisa dilihat, dan kesempatannya pun kecil karena Orang Utan kerap bersembunyi di tengah pulau, jarang ada yang bermain di tepi pulau. Selain itu, para pengunjung juga hanya bisa melihatnya dari atas perahu kecil, tidak bisa turun ke daratan.
Jarak perahu dari tepian pulau pun dibatasi, tidak boleh terlalu dekat. Tujuannya supaya Orang Utan yang ada di tempat ini bisa hidup secara liar, tidak tergantung dari manusia, supaya nanti bisa hidup mandiri ketika dilepasliarkan ke alam bebas.
Ada dua pulau besar di tempat ini yang bertujuan sebagai tempat adaptasi Orang Utan dengan alam liar. Waktu terbaik untuk dapat bertemu Orang Utan adalah pada pagi hari ketika para peneliti memberikan makan kepada Orang Utan.

Ada beberapa lokasi di tepi pulau yang dijadikan “tempat bermain” Orang Utan, dan para wisatawan besar kesempatannya untuk bertemu mereka di tempat tersebut. Karena perahu wisatawan tidak boleh mendekat, disarankan untuk menggunakan kamera dengan lensa tele agar mendapatkan foto yang cukup baik.
Sebagai lembaga non-profit, BOS Foundation Tidak memungut biaya bagi wisatawan yang ingin berkeliling pulau menggunakan perahu untuk melihat Orang Utan. Wisatawan hanya cukup mengisi buku tamu, dan tidak wajib untuk memberikan donasi.
Namun, pihak BOS Foundation tidak menyediakan perahu untuk disewakan kepada para pengunjung. Wisatawan harus mencari sendiri warga yang menyewakan perahu untuk berkeliling, dan biasanya mereka sudah tersedia di dermaga Desa Wisata Sei Gohong.
KOMENTAR
0