Pada tahun 2018, jumlah turis muslim internasional sebanyak 96,6 juta orang. Sementara menurut data yang dirilis BPS, jumlah turis muslim lokal di Indonesia adalah sebanyak 182 juta orang. Dari 96,6 juta orang turis muslim internasional, berdasarkan data dari Mastercard-Halal Trip Muslim Millennial Travel Report 2017, sebanyak 60 persen adalah berumur di bawah 30 tahun, sebanyak 36 persen adalah generasi milenial yang berumur 23 hingga 38 tahun, dan 33 persen adalah generasi Z yang berumur 7-22 tahun.
Untuk menjangkau para wisatawan muslim milenial dan Gen Z tersebut, dalam pameran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang digelar di Jakarta Convention Centre pada 12-16 November 2019 juga diadakan talk show berjudul “Bisnis Wisata Halal Menjangkau Milenial”.
Para pembicara pada talk show ini adalah Ketua Umum Jakarta Tourism Forum Salman Dianda Anwar, Staf Ahli Menteri Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Anang Sutono, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Dwiyanto, serta public figure Citra Kirana.
Menurut Anang Sutono, ada tiga perspektif yang berpengaruh pada bisnis wisata halal, yaitu spirit hijrah religi, yaitu kesadaran yang tinggi yang dimiliki masyarakat muslim untuk berhijrah, functional digital connected, dan emotional leisure fun.
Ketika milenial muslim memutuskan berhijrah, menjadi pribadi yang lebih baik, maka gaya busananya juga berubah. Yang semula terbuka menjadi tertutup, yang tadinya ketat menjadi longgar mengikuti ketentuan agama yang mereka yakini. Fesyen syariah pun tak ketinggalan gaya, banyak pilihan dan juga mulai berkelas. Selain itu, untuk keperluan berolahraga juga muncul Sportyjab, sebuah The New Hype yang saat menjadi bahan pembicaraan kaum millennial.
Selain itu hijrah juga menjadikan milenial muslim yang semakin Islami, kini semakin sadar dengan potensi ekonomi keumatan yang bisa diberdayakan. Salah satu yang mencuat belakangan ini adalah tren wakaf sebagai gerakan ekonomi keumatan yang semakin berkembang. Bahkan, virus entrepreneurship semakin menjalar di kalangan millennial muslim, mereka mengelola perusahaan dengan menjadikan nilai-nilai Islam sebagai values budaya maupun perusahaan.
Pada tahun 2018, jumlah turis muslim internasional sebanyak 96,6 juta orang. Sementara menurut data yang dirilis BPS, jumlah turis muslim lokal di Indonesia adalah sebanyak 182 juta orang. Dari 96,6 juta orang turis muslim internasional, berdasarkan data dari Mastercard-Halal Trip Muslim Millennial Travel Report 2017, sebanyak 60 persen adalah berumur di bawah 30 tahun, sebanyak 36 persen adalah generasi milenial yang berumur 23 hingga 38 tahun, dan 33 persen adalah generasi Z yang berumur 7-22 tahun.
Untuk menjangkau para wisatawan muslim milenial dan Gen Z tersebut, dalam pameran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang digelar di Jakarta Convention Centre pada 12-16 November 2019 juga diadakan talk show berjudul “Bisnis Wisata Halal Menjangkau Milenial”.
Para pembicara pada talk show ini adalah Ketua Umum Jakarta Tourism Forum Salman Dianda Anwar, Staf Ahli Menteri Ekonomi dan Kawasan Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Anang Sutono, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Dwiyanto, serta public figure Citra Kirana.
Menurut Anang Sutono, ada tiga perspektif yang berpengaruh pada bisnis wisata halal, yaitu spirit hijrah religi, yaitu kesadaran yang tinggi yang dimiliki masyarakat muslim untuk berhijrah, functional digital connected, dan emotional leisure fun.
Ketika milenial muslim memutuskan berhijrah, menjadi pribadi yang lebih baik, maka gaya busananya juga berubah. Yang semula terbuka menjadi tertutup, yang tadinya ketat menjadi longgar mengikuti ketentuan agama yang mereka yakini. Fesyen syariah pun tak ketinggalan gaya, banyak pilihan dan juga mulai berkelas. Selain itu, untuk keperluan berolahraga juga muncul Sportyjab, sebuah The New Hype yang saat menjadi bahan pembicaraan kaum millennial.
Selain itu hijrah juga menjadikan milenial muslim yang semakin Islami, kini semakin sadar dengan potensi ekonomi keumatan yang bisa diberdayakan. Salah satu yang mencuat belakangan ini adalah tren wakaf sebagai gerakan ekonomi keumatan yang semakin berkembang. Bahkan, virus entrepreneurship semakin menjalar di kalangan millennial muslim, mereka mengelola perusahaan dengan menjadikan nilai-nilai Islam sebagai values budaya maupun perusahaan.
KOMENTAR
0