Perkembangan batik dan kerajinan di dalam negeri telah semakin meningkat dan beragam. Karena itu, Yayasan Batik Indonesia bekerja sama dengan PT Mediatama Binakreasi kembali menyelenggarakan Gelar Batik Nusantara (GBN) untuk ke-10 kalinya. Acara yang mengusung tema “Pesona Batik Warna Alam” ini diadakan pada 7-11 Juni 2017 di Assembly Hall, Cendrawasih, dan Main Lobby Jakarta Convention Center.
Etna Giatna Singgih, Ketua Pelaksana Gelar Batik Nusantara 2017, mengatakan, tema yang dipilih didasari bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati kulit kayu, buah, bunga, dan berbagai tanaman yang bisa dimanfaatkan kembali sebagai pewarna batik. Ia melihat, pengembangan batik indonesia sendiri juga semakin diminati masyarakat luas.
Selain pameran, selama pameran berlangsung juga akan ada talk show maupun demo membatik yang diikuti para pelajar Jakarta dan masyarakat umum, pertunjukan musik akustik, dan kegiatan batik lainnya. Diharapkan pameran Gelar Batik Nusantara 2017 akan didatangi kalangan akademisi, praktisi, perajin, serta masyarakat umum untuk melihat ikon batik dengan warna alam yang beragam yang ditampilkan oleh sekitar 400 peserta.
Tazbir, Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, mengatakan, batik merupakan produk nasional hasil dari budaya serta kreativitas anak bangsa dan sudah menjadi ikon yang dimiliki indonesia serta mendapat pengakuan dari UNESCO. “Hadirnya Gelar Batik Nusantara 2017 ini sangat pas sekali dipromosikan menjadi wisata belanja produk yang bisa mendatangkan wisatawan mancanegara,” kata Tazbir.
Tazbir juga mengatakan, tema yang diusung, yakni Pesona Batik Warna Alam, akan menarik minat para wisatawan asing, terutama turis dari Jepang yang menyukai warna alam karena tidak merusak dan terhindar dari bahan kimia.
(Baca juga: Batik Jadi Tren Mode dan Gaya Hidup)
Sementara itu, Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Republik Indonesia, menyatakan, Kementerian Perindustrian terus berupaya mendukung penuh industri batik yang menjadi ujung tombak budaya asli Indonesia. Sebab, industri ini bisa menggerakkan peningkatan ekonomi Indonesia di mana industri ini bisa menyerap tenaga kerja.
“Pasar utama untuk produk batik dari Indonesia adalah Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa,” ujar Airlangga.
Pelaksanaan Gelar Batik Nusantara 2017 ditargetkan menghasilkan transaksi Rp40 miliar, meningkat Rp5 miliar dari pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp35 miliar.
KOMENTAR
0