Hadapi MEA, Industri MICE Perlukan SDM Profesional

Wednesday, 25 May 16 Venue

Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti mempersembahkan seminar MICE Discovery 2016 yang mengangkat tema “Connecting The Elements of MICE Industry to Face The Challenge of MEA 2016“. Acara ini diadakan pada 24 Mei 2016 di Auditorium STP Trisakti, Bintaro, Jakarta Selatan, dengan menghadirkan pembicara Asisten Deputi Pengembangan Bisnis Segmentasi Pasar dan Pemerintah Kementerian Pariwisata Tazbir, S.H., M.Hum, Ketua MICE Center sekaligus Wakil Direktur LSP MICE Heri Setyawan, dan Eko Prabowo, Direktur PT Sarana Pameran Handal.

Seminar MICE Discovery 2016 menyajikan diskusi mengenai tantangan dan peluang apa saja yang akan dihadapi ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan. Terselenggaranya MICE Discovery juga membantu untuk meningkatkan pemahaman peserta, terutama para mahasiswa, mengenai industri MICE. Seminar ini juga diharapkan dapat membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

BACA JUGA:   Asosiasi Bartender Indonesia Gelar Kompetisi Mixochef Mixoligist Captain

Tazbir menyatakan, pada 2019 Kementerian Pariwisata menargetkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara. Menurutnya, industri MICE dapat memberikan kontribusi terhadap industri pariwisata untuk mencapai target kunjungan wisman tersebut. Sayangnya, diberlakukannya sistem Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tantangan tersendiri mengingat ketersediaan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih kurang.

Heri Setyawan menjelaskan, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, para mahasiswa diharapkan memiliki sertifikasi kompetensi sehingga dapat bersaing dengan SDM dari negara lain. Ia menyebutkan, SDM industri MICE yang telah memiliki sertifikasi ternyata tidak banyak dan masih bergantung pada pemerintah karena masih banyak individu yang kurang sadar untuk menyertifikasi berdasarkan inisiatif sendiri.

BACA JUGA:   Penampilan Dewa 19 Menutup Perhelatan IIMS 2023

“Berdasarkan info dari lembaga survei sertifikasi, ternyata 60 persen SDM yang bersertifikasi hanya di Jakarta dan sekitarnya. Hanya 14 persen individu yang membiayai sendiri sertifikasi, sisanya bergantung pada kementerian,” kata Heri Setyawan.

Eko Prabowo, salah satu praktisi senior di industri MICE, mengatakan, Filipina merupakan negara yang paling mengancam di industri MICE. Meskipun Filipina tidak memiliki venue yang besar, mereka memiliki sumber daya manusia yang berlimpah, karena itu industri MICE di Filipina sedang naik. “Kenapa mereka dapat mengalahkan Indonesia, ya karena mereka bahasa Inggrisnya lebih bagus,” kata Eko Prabowo.

BACA JUGA:   Konferensi ICA-IUMRS untuk Pembangunan Ramah Lingkungan

Pelaksanaan MICE Discovery 2016 berhasil dihadiri sekitar 350 orang, termasuk VIP, sesuai dengan target awal. Selain menyajikan seminar, MICE Discovery 2016 juga dimeriahkan dengan pertunjukan seni musik kolintang dan seni paduan suara dari Unit Kegiatan Mahasiswa STP Trisakti.

Penulis: Ahmad Baihaki