Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, akan menjadi tuan rumah bagi kegiatan olahraga balap motor trail bertaraf internasional, yaitu Hiu Selatan Hard Enduro 2024, yang rencananya akan diselenggarakan pada 5-7 Juli 2024 mendatang. Acara yang digadang-gadang sebagai “The World’s Most Entertaining Hard Enduro” ini merupakan hasil kolaborasi antara Hiu Selatan Indonesia dengan World Enduro Super Series (WESS), sebuah seri balap motor enduro terkemuka di dunia.
Agung Sulistyo, Project Manager Hiu Selatan, menjelaskan bahwa Hiu Selatan Hard Enduro adalah olahraga endurance yang mengandalkan ketahanan dengan menggunakan kendaraan roda dua, yaitu motor. Terdapat tiga kategori yang akan diperlombakan dalam event ini: kelas internasional, kelas nasional, dan Fun Adventure.
Untuk kelas internasional, terbagi menjadi dua kelas, yakni Pro dan Non-Pro. Kelas Pro diikuti oleh pembalap yang juga membalap di Hard Enduro World Championship (HEWC), sementara kelas Non-Pro terbuka untuk pembalap yang tidak terdaftar namun ingin berlaga di ajang ini. Total peserta internasional yang diperkirakan hadir mencapai 190 orang dari 25 negara.
Sementara itu, kelas nasional masuk dalam kategori Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dengan enam kelas yang diperlombakan, mulai dari Junior hingga kelas 40 plus untuk pebalap yang berusia 40 tahun ke atas. Hingga saat ini, jumlah peserta dalam kelas nasional tercatat sebanyak 320 rider. Tak ketinggalan, acara ini juga menyediakan kelas Adventure atau Fun Adventure yang menyasar peserta dari klub-klub motor dan trabasan. Jumlah peserta yang sudah terkonfirmasi mencapai 4.252 orang, dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah menjelang hari pelaksanaan event.
Ajang Hiu Selatan Hard Enduro 2024 akan terbagi menjadi tiga kategori kompetisi utama. Pertama, Urban Enduro atau Prolog Donton pada 5 Juli di Teluk Penyu, di mana sekitar 200 rider akan membalap di sebuah sirkuit yang dirancang khusus. Kedua, High Climb atau tanjakan ekstrem dengan delapan tanjakan di final dan satu “Raja Tanjakan Indonesia” yang menjadi puncak kompetisi tanjakan. Ketiga, Long Enduro dan Short Enduro untuk kelas Adventure, di mana peserta akan melakoni balapan trail panjang dan pendek.
Pada penyelenggaraan tahun lalu, event ini mampu menarik lebih dari 45.000 penonton selama dua hari, ditambah 13.000 orang lainnya yang hadir dalam acara penutupan. Dampak ekonomi yang dihasilkan pun cukup signifikan, mencapai hampir Rp10 miliar dalam seminggu di Cilacap saja.
Diah Ayu Satiarini, Managing Director Hiu Selatan, mengatakan, event ini memberikan dampak luas bagi perekonomian setempat, mulai dari sektor perhotelan, homestay, UMKM kuliner, hingga usaha-usaha pendukung lainnya. Hal ini turut mendorong pariwisata di daerah selatan, khususnya Cilacap, yang selama ini belum banyak menjadi tuan rumah event besar.
Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf, memuji acara ini sebagai spektakuler dan langsung menjadi ikon baru di Cilacap. Ia berharap event ini dapat menjadi event tahunan dan masuk dalam Karisma Event Nusantara, sebuah program promosi event nasional yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Meski dampak ekonominya belum terlalu besar, Vinsen meyakini nilai promosi yang dihasilkan dari event ini sangatlah besar, terutama dari mulut ke mulut dan media sosial setelah para peserta kembali ke negara masing-masing.
Hiu Selatan Hard Enduro 2024 memang bukan event biasa. Selain menjadi ajang adu ketahanan dan keterampilan bagi para pembalap motor trail dari berbagai negara, event ini juga menjanjikan pengalaman menarik bagi para penonton dan wisatawan. Kabupaten Cilacap, yang selama ini kurang mendapat sorotan, akan menjadi pusat perhatian dunia selama tiga hari penyelenggaraan event akbar ini. Tidaklah mengherankan jika pihak penyelenggara berharap dapat mendapatkan kontrak penyelenggaraan selama tiga tahun ke depan untuk FIM Enduro World Championship.
KOMENTAR
0