IFEX 2018 Bidik Transaksi Rp13,5 Triliun

Tuesday, 24 October 17 Ahmad Baihaki
IFEX 2018
IFEX 2017 berhasil mencatatkan transaksi senilai US$1 miliar. Foto: Venuemagz/Erwin

HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) bersama Dyandra Promosindo mengumumkan akan menggelar IFEX 2018 (Indonesia International Furniture Expo) pada tanggal 9-12 Maret 2018 di JIExpo Kemayoran. Pameran mebel dan kerajinan terbesar di Indonesia itu akan menargetkan transaksi sebesar US$1 miliar atau setara dengan Rp13,5 triliun—nilai transaksi yang sama dengan pencapaian IFEX 2017.

Bernadus Arwin, Wakil Ketua Umum Bidang Pemasaran dan Promosi HIMKI, mengatakan, target transaksi bukanlah hal terpenting dalam pameran ini, tapi yang terpenting adalah bagaimana Indonesia International Furniture Expo bisa mendatangkan banyak buyer ke IFEX 2018.

BACA JUGA:   Resmi Ditutup, BFN dan IFSE 2023 Berhasil Hadirkan 147 Seminar

Indonesia International Furniture Expo 2018 akan diikuti sekitar 500 perusahaan dalam dan luar negeri, serta ditargetkan dapat mendatangkan sekitar 20.000 buyer dari dalam dan luar negeri. Sementara itu, perhelatan Indonesia International Furniture Expo 2017 dikunjungi 11.225 buyer, dengan jumlah buyer terbesar berasal dari Cina, Australia, Amerika Serikat, India, dan Belanda.

BACA JUGA:   Halal Fair Jakarta 2024 Targetkan 30.000 Pengunjung

Bernadus menjelaskan, IFEX 2018 ingin memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi eksportir mebel dan kerajinan di Indonesia. “Selain mereka harus promosi lewat media digital, tetapi juga lebih efektif apabila dilakukan promosi langsung melalui pameran seperti IFEX 2018. Mebel tidak bisa langsung dibeli, sebab mebel perlu sentuhan dan kepercayaan kualitasnya. Dengan berpameran, para buyer bisa melihat langsung produk yang dijual oleh para perajin,” ujar Bernadus.

Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, mengatakan, pasar potensial terbesar untuk industri mebel dan kerajinan adalah Cina, terutama untuk penggunaan bahan baku dari Indonesia. “Mereka impor bahan baku mebel dari Indonesia lebih dari Rp53 miliar setiap tahunnya,” ujar Panggah.