IFSE 2024 Dorong Literasi Keuangan Digital dan Perkuat Ekosistem Fintech

Wednesday, 06 November 24 Bonita Ningsih

Tren ekonomi digital di Indonesia terus meningkat dan tidak lepas dari berbagai inovasi yang ada pada sektor tersebut. Peningkatan tersebut juga perlu diimbangi dengan edukasi yang baik mengingat masyarakat menjadi penggerak utama ekonomi digital di Indonesia. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 menyebutkan bahwa angka indeks literasi keuangan Indonesia berada di angka 65,43 persen. Sedangkan, Indeks Inklusi Keuangan berada di angka 75,02 persen. 

Lebih besarnya indeks inklusi keuangan dibandingkan indeks literasi keuangan, menunjukkan bahwa masih ada ketimpangan edukasi dan literasi dari pengguna jasa keuangan. Hal ini menjadi tantangan bersama bagi pelaku industri keuangan terutama terkait perlindungan konsumen di Indonesia.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) akan kembali digelar pada tanggal 12 hingga 13 November 2024 di The Kasablanka Hall Jakarta. IFSE diinisiasi oleh OJK bersama AFTECH, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI), serta pelaku industri terkait.

Acara yang sudah berlangsung selama enam kali ini menjadi langkah bersama untuk memperkuat industri fintech dan ekosistem ekonomi digital Indonesia. IFSE menjadi acara puncak dari pelaksanaan Bulan Fintech Nasional (BFN) yang berlangsung selama satu bulan mulai 11 November hingga 12 Desember 2024 bertepatan dengan momentum Hari Fintech Nasional.

BACA JUGA:   IN2MF 2024 Hadirkan 218 Desainer Nasional dan Internasional dalam Pameran Dagang

Kegiatan ini juga bertujuan untuk berbagi informasi mengenai perkembangan dan isu-isu terkini di bidang fintech dan inovasi keuangan digital. Isu-isu tersebut akan dibahas secara mendalam bersama para regulator dan praktisi industri baik di tingkat domestik maupun global.

Pada penyelenggaraan kali ini, IFSE 2024, mengusung tema “Technology Convergence, Shaping the Future of Finance and Beyond”. Kepala Departemen Pengaturan dan Perizinan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Djoko Kurnijanto, mengatakan tema tersebut menandai bahwa emerging global issue itu adalah terkait teknologi. 

Menurut Djoko, terdapat empat tantangan utama dalam mengembangkan potensi digital khususnya di bidang inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK). Pertama adalah pertumbuhan ITSK Indonesia yang bergantung pada investasi di sektor fintech. Kedua perlunya regulasi yang memadai, ketersediaan sumber daya yang kompeten, dan terakhir adalah terkait integrasi dan kolaborasi.

“Kami berharap bahwa IFSE dan BFN 2024 dapat menjadi wadah yang efektif untuk industri dapat terus melakukan inovasi bukan hanya dalam pengembangan produknya namun juga meningkatkan kolaborasi dengan berbagai sektor bisnis dalam memperkuat ekosistem keuangan digital,” ucap Djoko.

BACA JUGA:   IN2MF 2024 Optimalkan Penggunaan Wastra Indonesia dan Produk Berkelanjutan 

Sekretaris Jenderal AFTECH, Budi Gandasoebrata, mengatakan bahwa IFSE dan BFN menjadi media berdialog antara regulator dan industri. Sejumlah pemangku kepentingan yang dijadwalkan akan turut hadir sebagai pembicara adalah OJK, Bank Indonesia, Kementerian keuangan, Kementerian Komunikasi dan Digital, serta stakeholder penting lainnya.

“Ini juga menjadi platform bagi para pelaku industri fintech untuk menampilkan inovasi produknya kepada masyarakat. Perusahaan fintech juga dapat melakukan promosi dan memeroleh insight regulasi terkini,” ungkap Budi.

Ketua Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya, memandang acara ini sebagai kesempatan strategis untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan digital syariah di Indonesia. Ia menganggap Indonesia memiliki potensi kuat untuk menjadi pusat ekonomi syariah berbasis fintech yang dapat memperluas akses keuangan bagi masyarakat. 

“Apalagi Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam Global Islamic Fintech Report 2023/24 sebagai negara yang paling mendukung pertumbuhan fintech syariah. Indonesia juga memiliki jumlah penduduk muslim yang besar sehingga memiliki potensi tersebut,” katanya.

Sekretaris Jenderal AFPI, Tiar Karbala, menambahkan bahwa acara ini membawa misi penting yang dapat memberikan dampak bagi industri fintech pendanaan dalam memperkenalkan fintech lending. Menurutnya, fintech lending merupakan solusi inklusif yang mampu menjawab kebutuhan pendanaan UMKM.

BACA JUGA:   Orchid Associates Group Selenggarakan Annual Leadership and HR Directors Forum APAC

“Kami harap partisipasi AFPI dapat memberikan wawasan baru bagi masyarakat dan UMKM tentang dampak positif penggunaan fintech lending dalam memberikan akses pembiayaan dalam pengembangan usaha,” ujarnya lagi.

IFSE 2024 menghadirkan ragam topik terkait financial planning, literasi keuangan, keamanan digital, serta outlook industri fintech di tahun 2025. Bagian conference ditargetkan dapat menghadirkan 500 hingga 750 peserta yang berasal dari pelaku industri Fintech, pemerintah, lembaga internasional, think tank, dan akademisi. 

Bagi masyarakat yang ingin mengikuti BFN dan The 6th IFSE 2024 dapat melakukan pendaftaran melalui www.bulanfintechnasional.com. Melalui acara ini, masyarakat diajak untuk memeriahkan kampanye digital #GueAFIN & #SiPalingFintech yang diharapkan dapat meningkatkan antusias publik untuk menjadi individu paling mengerti fintech.