Debindo Mitra Tama dan Grand City kembali menggelar Jatim Fair pada 6-16 Oktober 2016 di Grand City Surabaya. Pameran terbesar di Indonesia Timur ini digelar dalam rangka untuk memperingati ulang tahun Jawa Timur yang ke-71.
“Acara peringatan berupa pameran ini digelar di berbagai kota di Jawa Timur, gongnya di Surabaya dalam rupa Jatim Fair,” kata Hadi Prasetyo, Asisten II Bidang Ekonomi Pemprov Jawa Timur. Yang membedakan Jatim Fair dibanding perhelatan tahun-tahun sebelumnya, Pemprov Jatim akan memperbesar konsep pameran business to business (B to B), sebab selama ini transaksi B to B hanya sekitar 15-20 persen dari transaksi ritel.
Bagi Pemprov Jatim, Jatim Fair memiliki nilai strategis untuk meningkatkan transaksi atau perdagangan kota-kota di Jawa Timur dengan provinsi lain atau negara lain. Setiap tahun, nilai perdagangan dari Jawa Timur ke luar negeri mencapai Rp200 triliun.
“Pada 2015 lalu, nilai transaksinya mencapai Rp450 triliun, jauh dari provinsi lain yang hanya Rp300 triliun,” ujar Hadi. Hadi berharap transaksi terusan setelah Jatim Fair dalam rupa B to B makin konsisten dan berkelanjutan.
Sementara itu, Dadan Kushendarman, Presiden Direktur Debindo Mitra Tama, mengatakan, transaksi ritel yang terjadi pada Jatim Fair pada 2015 mencapai Rp54,9 miliar dengan pengunjung mencapai 202.150 orang.
“Jatim Fair 2015 diikuti 270 peserta dengan 561 booth. Tahun ini diperkirakan jumlah peserta yang ikut ada 280 peserta dan 565 booth, dengan transaksi ritel mencapai Rp57 miliar,” ujar Dadan. Untuk memperbesar transaksi B to B, Pemprov Jatim menggandeng Southeast Asia Business Center (SBC) yang akan memasarkan produk-produk Jatim ke pasar Asia Tenggara dan global, dengan membuka Jatim Mart di BigBox Singapura.
“Kami menargetkan 200 pengusaha Jawa Timur untuk kami pasarkan secara global dengan memajang produk mereka di Jatim Mart, yang memiliki jaringan kerja dan pemasaran di pasar Asia dan Eropa,” kata Rudy Fang, Chief Marketing Officer SBC sekaligus penasihat perdagangan Pemprov Jatim untuk Singapura.
Menurut Rudy, dengan bergabung dalam Jatim Mart, para pengusaha Jatim tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk berpromosi hingga dalam proses letter of credit. Bahkan,, untuk Hak Atas Karya Intelektual (HAKI), SBC akan mengurusnya di setiap negara agar tak ditiru.
“Untuk bergabung dalam Jatim Mart, para pengusaha hanya perlu membayar 175 dolar Singapura per bulan dan hanya mengirim satu contoh produk,” ujar Rudy.
Produk ini nantinya dipajang bersama dalam satu hall seluas 6.000 meter persegi di BigBox Singapura. Jatim Mart berisi lima komoditas, antara lain travel dan tur, IT, konstruksi dan bahan bangunan, makanan dan minuman, serta gaya hidup.
Penulis: Ludhy Cahyana
KOMENTAR
0