Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-110, pada 20 Mei 2018 Museum Kebangkitan Nasional secara resmi menggelar festival dengan aneka kegiatan lomba, pameran, serta bazar Ramadhan. Acara ini ditandai dengan upacara bendera yang dilaksanakan di area Museum, sekaligus pembukaan pameran temporer sejarah perjalanan kebangkitan nasional sejak 1908.
Acara dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid. Dihadiri pula oleh beberapa keluarga dan keturunan para pendiri Boedi Oetomo, berbagai komunitas kepemudaan, dan sejumlah dokter.
“110 tahun menjadi momen sangat penting saat ini, karena kita sedang mengalami banyak tantangan dan masalah persatuan, kebhinekaan. Melalui peringatan kebangkitan nasional ini kita melihat dan belajar bagaimana orang di masa lalu dengan segala keterbatasan bisa mengikat diri menjadi satu,” kata Hilmar.
Seluruh rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bernegara dan kepedulian generasi muda terhadap bangsa. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini terasa berbeda dari agenda tahunan Museum Kebangkitan Nasional sebelumnya. Selain upacara dan pameran kontemporer yang jadi agenda rutin, sejumlah kegiatan lainnya juga telah dipersiapkan, antara lain selfie competition, suvenir gratis, peluang mendapatkan door prize, photo booth, dan bazar Ramadhan.
Selain itu, juga akan ada lomba dan kontes dengan hadiah total jutaan rupiah yang dapat diikuti oleh masyarakat umum sesuai dengan kategori lomba, di antaranya lomba paduan suara, kompetisi film pendek, kompetisi band cover lagu nasional, lomba sketsa, dan kontes fotografi.
Kegiatan Festival Museum Kebangkitan Nasional ini terbuka untuk umum, di mana pengunjung yang datang hanya dipungut tiket masuk museum seperti halnya kunjungan hari biasa. Dengan digelarnya festival ini sekaligus sebagai upaya promosi museum agar semakin banyak mendapat apresiasi masyarakat. Dan museum juga bisa menjadi venue berbagai kegiatan yang bisa digunakan masyarakat umum, seperti halnya Festival Museum Kebangkitan Nasional yang berakhir pada 14 Agustus 2018.
Mardi Thesianto, Kepala Museum Kebangkitan Nasional, mengatakan, inti dari seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Museum Kebangkitan Nasional adalah untuk menjadikan museum sebagai ruang publik, ruang yang aspiratif, dan juga menyimpan sekaligus menjaga memori kolektif bangsa, khususnya bagi generasi muda. “Sebagai ruang publik, masyarakat bisa juga menggunakan museum untuk berbagai kegiatan positif, asal sesuai prosedur yang berlaku,” kata Mardi.
Melalui kegiatan Festival Museum Kebangkitan Nasional 2018 ini juga diharapkan masyarakat secara umum dan pelajar secara khususnya dapat mengenal dan memaknai semangat kebangkitan nasional Indonesia yang telah memasuki tahun ke-110. Selain tentu saja menjadi salah satu upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan di kalangan generasi muda.
Penulis: Murdi
KOMENTAR
0