Weddingku Exhibition Surabaya 2018 Targetkan Omzet Rp5 Miliar

Saturday, 19 May 18 Venue
Dyandra Convention Centre Dyandra Convention Centre

Nuansa putih mendominasi suasana Dyandra Grand Ballroom saat pembukaan Weddingku Exhibition Surabaya 2018, 18 Mei, di Dyandra Convention Centre (DCC) Surabaya. Aneka bunga berwarna putih, dedaunan, dan ornamen kayu menjadi unsur utama pameran bertema “Classy Rustic” ini.

Classic Rustic ini konsep yang bisa digunakan sepanjang massa, sifatnya timeless. Kita di negara tropis, bisa menggunakan daun-daun dan kayu-kayu bisa dibuat menjadi cantik dan romantik untuk menjadi sebuah dekorasi pernikahan,” ujar Iman Hidajat, Editor in Chief weddingku.com.

Pameran ini merupakan kerja sama tahun ketiga antara Dyandra Convention Centre dengan weddingku.com.  Alasan utamanya adalah lokasi Dyandra Convention Centre yang berada di tengah kota Surabaya dan memiliki ballroom dengan fasilitas modern dengan kapasitas mencapai 3.000 orang.

Pada 2018 ini, Iman memprediksi akan memperoleh omzet transaksi di atas Rp5 miliar, seperti halnya hasil transaksi pameran tahun sebelumnya yang mencapai Rp5 miliar.

Sekitar 100 vendor mengikuti pameran ini, meliputi vendor hotel dan venue, fotografi, gaun pernikahan, kebaya, jas pernikahan, klub bulan madu, cincin dan perhiasan pernikahan, perancang dan hiburan pernikahan, kue pernikahan, suvenir dan hadiah pernikahan, dekorasi, make up artist, dan pendukung lainnya seperti tata lampu, laboratorium kesehatan, dan penyedia efek khusus event pernikahan.

BACA JUGA:   Banjir Program di Halal Fair Jakarta 2024

Bagi pihak Dyandra Convention Centre sendiri, menyelenggarakan pameran pernikahan menjadi penting karena itulah bisnis utama mereka. “Selain ada peluang, business majority kami adalah wedding,” ujar Suprapti Suprobo, General Manager Dyandra Convention Centre.

Meskipun Surabaya sempat diguncang teror bom pada lima hari sebelum acara, pameran ini tetap berlangsung sesuai jadwal, dari 18-20 Mei 2018. Ini menunjukkan Surabaya masih kondusif untuk menjadi ajang pameran pernikahan. Potensi pasar penikahan di Surabaya pun masih tinggi. “Pernikahan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda. Jadi, pasarnya masih besar,” papar Suprapti.

Selain itu, tambah Suprapti, market wedding di Surabaya sedang berkembang, ceruk pasarnya ada. “Pameran ini untuk memudahkan mempertemukan vendor-vendor wedding dengan para calon pengantin, kami pusatkan di satu tempat di tengah keterbatasan waktu, sambil melihat langsung venue yang kami miliki,” tambah Suprapti.

BACA JUGA:   Karya 12 Seniman Hadir dalam Koreans Week 2023 di Salihara

DCC menyasar dua pangsa pasar pernikahan, yakni tradisional dan Chinese (internasional). Keduanya memiliki sebaran 30 dan 70 persen dari rata-rata 60 pernikahan per tahun yang diselenggarakan di Dyandra Grand Ballroom.

Bagi tiap segmen pernikahan, baik tradisional dan Chinese (internasional), Dyandra Convention Centre selalu mengeluarkan tren menu per tahun. “Per tahun selalu ganti tren, meskipun tidak semuanya diganti. Ada satu atau dua menu yang mengikuti tren,” jelas Suprapti.

Pergantian menu ini dimaksudkan untuk mengikuti mix market pernikahan kekinian. Bukan hanya generasi tua, namun generasi muda juga diharapkan dapat menerima variasi menu yang disajikan. “Menu baru kami tidak melupakan tradisi, tetap elegan dan modern,” ungkap Suprapti.

Terkait tren pernikahan, Iman menyebutkan bahwa di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, jumlah undangan pernikahan tidak terlalu besar tapi menggunakan ballroom atau wedding venue yang besar agar bisa didekor dengan cantik dan instagramable.

Suprapti menambahkan, tren pernikahan saat ini kerap digunakan sebagai ajang reuni pihak keluarga pengantin. “Mereka memiliki waktu terbatas (untuk berkumpul). Jadi, untuk mengabadikan pertemuan tersebut, membutuhkan spot foto yang menarik,” jelasnya.

BACA JUGA:   Bangun Brand Kompetitif di Era Digital

Untuk itu peran dekorasi venue pernikahan menjadi penting agar foto yang dihasilkan juga menarik, layak disebarluaskan via media sosial, bahkan diviralkan. “Desain ruangan pernikahan tanpa pilar kerap dicari oleh calon pengantin, agar mereka bisa mendekorasi ruangan seperti yang mereka kehendaki,” tambah Suprapti.

Selama pameran ini berlangsung hingga 20 Mei mendatang, pihak penyelenggara menyediakan hadiah yang akan diundi di akhir acara. Hadiah berupa paket pre-wedding di Bali, termasuk tiket pulang-pergi untuk dua orang. Selain itu, ada pula tiga pasang cincin pengantin dari Adelle Jewellery. Syaratnya, tiap pengunjung melakukan transaksi minimal Rp500.000 per vendor berlaku kelipatan, dan maksimal transaksi Rp10 juta.

Penulis: Widi Yunani