Memasuki tahun ke-41, Persatuan Layang-Layang Indonesia (PELANGI) Bali kembali menggelar Lomba Layang-Layang Bali ke-41 yang diikuti oleh 964 peserta. Ajang yang tiap tahunnya amat ditunggu oleh masyarakat sekitar dan wisatawan ini mengambil tema “Bayu Akasa” dan berlangsung pada 22-23 Juni 2019 di pantai Padanggalak.
I Gusti Putu Rai Adnyana, Ketua Umum Pelangi Bali, menyampaikan, pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan surat keputusan Pelangi Bali No. 22/pelangi Bali/2019 dengan tujuan melestarikan kebersamaan layang-layang Bali sebagai salah satu potensi budaya masyarakat Bali yang memiliki ciri dan keunikan tersendiri.
“Festival ini juga diharap dapat mendorong munculnya kreativitas serta inovasi baru,” ujar I Gusti Putu Rai.
Putu Rai juga mengungkapkan harapannya bahwa lomba ini semakin mempererat silaturahmi antar-pencinta layang-layang.
Sementara itu, Ida Bagus Sedawa, Ketua Harian Bali Kite Association, mengatakan, usia gelaran acara ini sama dengan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang beberapa waktu lalu baru saja dibuka oleh Presiden RI Jokowi.
Ajang ini diikuti oleh 964 layang-layang yang mengikuti lomba dalam dua kategori, yakni layang-layang tradisional dan kreasi.
Layang-layang tradisional meliputi bebean yang berbentuk ikan, janggan dengan bentuk kepala naga dan berekor panjang, serta pecukan yang berbentuk seperti bulan sabit. Sementara layang-layang kreasi berbentuk dua dimensi hingga tiga dimensi dengan memanfaatkan sistem aerodinamika.
“Sekarang sudah terjadi regenerasi. Kalau dulu sebelum tahun 90-an semua tua-tua, di atas tahun 90-an sudah muncul yang muda-muda,” jelas Ida Bagus Sedawa.
Kriteria layang-layang yang dinilai adalah ukuran, keaslian, bisa atau tidaknya mengudara, suara guangan, juga ada penilaian variasi warna tri datu. Para pemenang dalam lomba ini mendapat hadiah uang dalam jumlah bervariasi, dan juara satu Rp5 juta untuk layangan janggan.
Made Rentin, Plt Kadispora Provinsi Bali, mengatakan, para pelayang harus tetap kebersamaan dan rasa persaudaraan di antara generasi muda penggemar layangan khususnya yang ada di banjar-banjar, hendaknya terus dipupuk dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam bentuk hasil karya yang diikutsertakan dalam lomba ini.
Ia juga mengharapkan para penggemar layang-layang mampu memaknai lomba ini dengan menunjukkan kedisiplinan, kepedulian terhadap lingkungan, dan yang paling penting mampu mengendalikan diri dalam setiap tindakan sehingga akan muncul sifat tenggang rasa dan saling menghormati antarsesama.
KOMENTAR
0