SAKA Museum yang berada di AYANA Bali mengumumkan peluncuran tiga pameran baru pada awal April 2025 mendatang. Pameran yang hadir setelah Hari Raya Nyepi ini menawarkan kesempatan untuk merasakan kekayaan tradisi budaya, keterhubungan dengan alam, serta spiritualitas yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali.
Ketiga pameran tersebut adalah Kasanga: Hari Raya Nyepi, Subak: Warisan Leluhur Bali, serta Heritage Gallery: Lima Elemen (Panca Maha Bhuta). Tiga pameran ini dirancang dengan cermat untuk merangkai berbagai aspek kehidupan di Bali.
The Kasanga: Nyepi Exhibition menghadirkan pengalaman mendalam tentang hari keheningan yang paling dihormati di Bali, menampilkan berbagai karya seni yang menggambarkan tahapan perayaan Nyepi.

Lalu, Subak: The Ancient Order of Bali mengeksplorasi sistem pertanian khas Bali serta sistem irigasi yang diakui UNESCO. Sedangkan, Heritage Gallery: The Five Elements mengupas ajaran spiritual kuno tentang lima elemen utama di Pulau Dewata tersebut.
“Melalui pameran ini, pengunjung akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran penting tradisi ini dalam kehidupan masyarakat Bali—bagaimana tradisi ini membimbing praktik spiritual, mengatur ritme kehidupan di pulau ini, serta membentuk kesadaran kolektif masyarakat Bali,” kata Marlowe Bandem, Penasihat Eksekutif SAKA Museum.
Kehadiran tiga pameran ini akan melengkapi koleksi museum seperti Sasi Wimba Haneng Gata Poem, Palelintangan: Balinese Astrology dan Ogoh-ogoh: Walking Among Giants, menciptakan pengalaman holistik memahami budaya Bali. Bersama-sama, pameran ini membawa pengunjung dalam perjalanan mendalam ke dalam tradisi, kepercayaan, dan filosofi spiritual Bali, dengan fokus pada Tri Hita Karana—prinsip keseimbangan antara Tuhan, alam, dan manusia.
Lebih dari itu, ketiga pameran tersebut juga mengangkat karya seniman terkemuka yang berasal dari Bali. Seniman-seniman tersebut menampilkan kontribusi artistik mereka serta kreativitas yang menjadi identitas budaya Bali.

SAKA Museum resmi dibuka untuk publik pada tahun lalu dan bertransformasi sebagai destinasi budaya yang banyak dikunjungi. Museum ini juga telah memperoleh apresiasi atas pameran orisinalnya yang memberikan wawasan mendalam tentang warisan seni dan spiritual Bali. SAKA Museum terus menarik perhatian karena kemampuannya membawa pengunjung menyelami kekayaan budaya Bali.
Tak hanya pameran, museum ini juga telah menjadi pusat budaya aktif, menghubungkan komunitas lokal dan pengunjung internasional dengan kekayaan budaya Bali. Untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang tradisi pulau ini, museum ini menawarkan kunjungan edukatif tanpa dikenakan biaya bagi sekolah, mahasiswa, peneliti, dan siapa saja yang memiliki tujuan akademis.
“Kami ingin SAKA Museum menjadi tempat yang menghubungkan berbagai komunitas, di mana semua orang dapat berkumpul untuk mengenal dan mempelajari tradisi Bali,” ujar Dr. Judith Bosnak, Direktur SAKA Museum.
KOMENTAR
0