Social media detox atau detoks media sosial adalah istirahat dari media sosial. Dari detoksifikasi inilah saatnya melakukan kegiatan lain yang mungkin sempat tertunda, bahkan menjaga kesehatan mental.
“Karena kecanduan terhadap apapun, termasuk media sosial dan teknologi, bisa membawa dampak buruk bagi kehidupan,” kata Deananda Ayusaputri, Key Opinian Leader & Influencer, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, selasa (6/7/2021). Dampak buruk ketergantungan media sosial, lanjut dia, bisa ke kesehatan, hubungan keluarga dan pertemanan, hingga ke kepribadian.
Menurutnya, ada beberapa tanda seseorang membutuhkan social media detox, salah satunya adalah menghabiskan banyak waktu berselancar di dunia maya. “Selain itu kita juga kerap iri dan membandingkan kehidupan orang lain di media sosial, hingga ketakutan berpisah dengan smartphone kita,” ujarnya.
Apabila sudah merasa berlebihan menggunakan media sosial, bahkan membuat cemas atau stres, ada baiknya melakukan social media detox. Terdapat empat alasan penting mengapa perlu melakukan social media detox:
- Menjadi lebih tenang.
Dengan melakukan social media detox, akan merasa jauh lebih tenang dan bebas cemas. Jika sebelumnya selalu cemas menunggu jumlah like dari foto yang kita bagikan, hingga takut merasa ketinggalan zaman, tentunya dengan istirahat sejenak akan membantu lebih rileks.
- Jadi lebih percaya diri.
Siapa yang suka membandingkan atau iri dengan foto orang lain di media sosial? Mulai dari merasa pakaian mereka lebih baik, tubuhnya lebih ideal, hingga iri dengan jumlah likes. Jika ini ada dalam diri kita, cukup jelas akan membuat kita merasa jatuh terus-terusan. Nah, dengan detoks sosial media ternyata dapat membantu kita untuk merasa lebih percaya diri.
- Menjaga kesehatan mental.
Kecanduan media sosial bukan hal sepele. Terlebih lagi jika kita sudah mulai mengalami FOMO (fear of missing out), atau yang dikenal dengan takut ketinggalan zaman dan bikin cemas berlebih. Jika berlebihan media sosial nantinya akan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Seperti gangguan cemas, depresi, hingga kesulitan konsentrasi. Dengan melakukan social media detox diharapkan dapat mencegah risiko stres yang berpengaruh kepada kesehatan mental.
- Menjaga kesehatan fisik.
Selain kesehatan mental, dengan melakukan istirahat dari media sosial selama beberapa saat juga akan menjaga kesehatan fisik. Tanpa disadari, saat menggunakan gawai membuka media sosial, kita sering lupa waktu. Paling umum adalah tidur larut malam. Tidur terlalu lama memandang layar juga dapat menurunkan kualitas tidur. Apabila kebiasaan jam tidur tidak teratur serta kualitas tidur yang terus menurun tidak segera ditangani, dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan. Salah satunya kesehatan jantung.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0