Setiap kita mengakses menggunakan internet akan menghasilkan sebuah jejak digital. Untuk itu kita perlu berhati-hati setiap kali menggunakan media digital.
“Kita harus pikirkan secara matang imbas dari rekam jejak digital dan efeknya,” kata Dhimas Dwi Nugraha, Dosen Bahasa Inggris Polinema dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (04/10/2021). Menurutnya, rekam jejak digital kita akan tertinggal di dunia digital dalam waktu yang sangat lama.
Dhimas mengatakan, rekam jejak digital bisa dijadikan sebagai portofolio digital. Rekam jejak digital bisa melukai mental dan fisik seseorang. “Kemudian, kita perlu berhati-hati karena rekam jejak digital bisa mengekspos data kita hingga membuat dijerat UU ITE,” ujar dia.
Melansir Kumparan, kata Dhimas, jumlah perekrut yang mencari tahu profil calon karyawan melalui media sosial meningkat hingga 500 persen dalam satu dekade terakhir. Di samping itu, rekam jejak digital bisa dijadikan celah bagi orang lain untuk membicarakan kita. Terlebih jika kita pernah mem-posting sesuatu yang menjelekkan satu pihak. Hal ini juga berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
“Kalau kita ingin memposting sesuatu kita perlu memastikan benar-benar kalau postingan kita itu tidak sensitif dan positif agar tidak menjadi bumerang bagi kita,” ujar dia.
Kemudian, jejak digital berpengaruh pada data kita dan bisa berpotensi membahayakan, seperti untuk pinjaman online, peretasan perbankan, dan sebagainya.
Agar rekam jejak digital kita aman dan kita juga selektif, kata Dhimas, dapat menggunakan fitur close friend untuk membagikan hal-hal yang sekiranya sensitif dan ingin membatasi orang-orang yang melihatnya.
Menurut Dhimas, apabila kita bisa memanfaatkan internet dengan baik, rekam jejak digital kita pun akan menjadi positif. “Karena kontrol terkait rekam jejak digital ada pada penggunanya. Oleh karena itu, perbanyak share hal-hal positif, membangun personal branding, berjualan online, dan bertukar kabar dengan kerabat dekat,” kata dia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0