Kelebihan-Kekurangan Belanja Online

Thursday, 21 October 21 Venue

Harus diakui kepopuleran e-commerce di Tanah Air seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan Lazada, kata Pinctada Putri Pamungkas, Dosen Teknologi Hasil Pertanian ITSNU Pasuruan, meningkatkan tingkat konsumerisme sebagian besar orang.

“Tidak cuma penduduk dengan tingkat ekonomi menengah atas, yang tergolong di tingkat menengah dan menengah ke bawah juga ikut terpengaruhi akibat tren ini,” ujar Pinctada, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (19/10/2021).

Dalam beberapa tahun ke depan, menurut Google Indonesia, tingkat pertumbuhan e-commerce akan terus meningkat sampai angka US$ 82 miliar pada tahun 2025. Menurut Pinctada, hal ini ternyata memiliki beberapa dampak baik dan buruk untuk masyarakat.

Kelebihan belanja online

  • Praktis dan efisien

Hal pertama yang bikin belanja online terasa begitu nagih adalah kepraktisannya untuk dijalankan. Tidak perlu butuh ribet selain smartphone aja untuk melakukan kebiasaan yang satu ini. Biasanya belanja di internet dilakukan saat mengisi waktu kosong seperti ketika naik kendaraan umum, menunggu teman dan juga beristirahat di kasur rumah. Selain praktis, online shop juga menawarkan efisiensi waktu yang sangat cepat. tidak sampai 5 menit bisa melakukan transaksi dan tinggal menunggu barangnya sampai ke rumah.

  • Hampir semua produk yang diinginkan ada
BACA JUGA:   Menciptakan Kebiasaan Digital Yang Sehat

Pasti pernah merasa kesal pergi ke suatu tempat dan gagal menemukan barang yang dicari. Kejadian itu kemungkinan kecil terjadi jika berbelanja di media sosial. Sebab tinggal mencari dan melihat apakah produk yang dicari dijual apa tidak. Bisa dibilang hampir semua produk yang dijual di pasaran offline bisa dicari di online shop. Rumah atau mobil sekalipun banyak diiklankan di internet.

  • Banyak promo diskon dan cashback

Kelebihan selanjutnya dari belanja online adalah banyak promo yang ditawarkan oleh e-commerce. Strategi marketing seperti ini terbukti ampuh untuk menarik minat pelanggan terhadap suatu brand.

  • Mudah membandingkan harga

Keuntungan terakhir yang bisa didapatkan dari belanja online adalah bisa dengan mudah membandingkan harga satu dengan yang lain. Sekarang ini banyak fitur yang disediakan e-commerce untuk menilai suatu produk seperti fitur bintang dan popularitas toko penjual.

BACA JUGA:   Menghadapi Generasi Digital, Begini Cara Mendidiknya

Kerugian belanja online

  • Menjadi konsumerisme

Kekurangan pertama dari belanja online adalah kebiasaan ini bisa memupuk rasa konsumerisme dalam diri sendiri. Karena kemudahan yang diberikan oleh online shopping. Seringkali tanpa sadar berbelanja produk-produk yang sebetulnya bukan kebutuhan melainkan hanya keinginan semata.

  • Tidak bisa melihat barangnya secara langsung

Kerugian kedua yang bisa dirasakan jika membeli produk online adalah tidak bisa melihat barang secara langsung seperti di retail. Hal ini meningkatkan risiko barang yang dibeli cacat atau rusak ketika sampai di rumah. Tidak sedikit cerita para pembeli mengeluhkan barang yang dibelinya rusak kepada penjual. Kalau udah gini biasanya orang trauma berbelanja secara online lagi di internet.

  • Menunggu pengiriman selama beberapa hari

Kalau di toko retail bisa langsung membawa barang yang ingin dibeli, beda ceritanya jika belanja online di internet. Harus menunggu beberapa hari untuk bisa melihat barangnya.

  • Bisa kena tipu
BACA JUGA:   Diintimidasi, Ini Yang Harus Dilakukan

Kerugian terakhir yang bisa kita dapatkan saat berbelanja online adalah terkena modus penipuan online. Yang dimaksud di sini adalah produk yang ditampilkan di katalog tidak sesuai dengan apa yang dikirimkan.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).