Lima Mesin Pencari Khusus untuk Anak-Anak

Thursday, 05 August 21 Venue

Sebagai orangtua, tentu tidak ingin anak-anak mencari informasi di internet tanpa pengawasan. Orangtua  tentu berharap mereka menemukan konten yang dicari namun tetap ramah anak.

Menurut Annisa Luthfi, Project Coordinator dari Yayasan Literasi Anak Indonesia, hal ini menjadi sulit bila masih menggunakan mesin pencari (search engine) standar seperti Google, Bing, atau Yahoo.  “Agar anak-anak dapat melakukan aktivitas browsing internet dan menemukan konten yang ramah untuk mereka, diperlukan mesin pencari yang dibuat khusus untuk anak-anak,” ujarnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021untuk wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Selasa (3/8/2021).

Menurut dia, pada usia 4-7 tahun, anak biasanya mulai tertarik melakukan eksplorasi sendiri. Peran orangtua sangat penting untuk mendampingi anak menggunakan internet. “Pada usia ini orangtua harus mempertimbangkan untuk memberikan batasan-batasan situs yang boleh dikunjungi,” katanya.

Mesin pencari khusus untuk anak-anak (search engine for kids) adalah platform yang dirancang secara khusus untuk menemukan konten teks, gambar dan video yang ramah anak. Mesin pencari untuk anak-anak umumnya sangat ramah pengguna (ultra-user friendly) dan lebih visual. “Dengan mesin pencari khusus untuk anak-anak, diharapkan anak-anak dapat menemukan konten yang memang pantas untuk mereka,” ujar Annisa.

BACA JUGA:   Menyebarkan Budaya Indonesia Melalui Media Sosial

Mesin pencari khusus untuk anak-anak, kata dia, tidak menjamin hasil pencarian adalah konten yang ramah dan relevan untuk mereka. Namun kesesuaiannya lebih tinggi untuk mereka bila dibandingkan dengan mesin pencari standar umumnya. “Setidaknya, mesin pencari khusus untuk anak-anak ini dapat mengurangi kekhawatiran orangtua.”

Annisa mengatakan, terdapat lima mesin pencari terbaik khusus untuk anak-anak yang dapat digunakan, yaitu:

  • Zoodles.

Zoodles adalah salah satu tempat bermain yang aman bagi anak untuk belajar dan bereksplorasi sesuatu. Ada banyak konten bermanfaat yang bisa didapat anak di sini seperti game-game edukasi, video dengan berbagai topik menarik seperti dinosaurus, belajar berhitung dan sebagainya, serta buku-buku yang interaktif. Di sini orangtua juga melihat situs dan subjek apa saja yang sering anak cari. Zoodles bisa digunakan untuk PC, Mac, dan Android. Untuk versi iOS, iPhone dan iPad, saat ini masih dalam tahap pengembangan.

  • Kidoz.
BACA JUGA:   Mendatangkan Pundi-pundi Rupiah dari Media Sosial

Terkadang anak-anak suka memainkan gawai orangtua. Saat itu anak bisa saja melihat konten-konten yang sering diakses di YouTube oleh orangtua, atau membuka browser dan mengklik situs terakhir yang dibuka. Dengan Kidoz, gawai akan aman untuk digunakan anak. Anak hanya bisa mengakses konten edukasi dan hiburan yang sesuai umurnya, bermain game, menonton video edukasi, mewarnai hingga belajar menggunakan kamera yang child-friendly. Tapi mereka tidak akan bisa mengakses data atau mengubah-ubah settingan ponsel Anda. Di Kidoz ada fitur Parental Control, sehingga orangtua bisa membatasi waktu anak mengakses konten di internet. Kidoz tersedia untuk Android dan iOS.

  • Zilladog.

Jika ingin memperkenalkan penggunaan email pertama kali ke anak, Anda bisa menggunakan Zilladog. Ini adalah layanan email yang dirancang untuk anak-anak. Orangtua bisa menyalin semua pesan yang masuk dan keluar. Anak hanya akan menerima email dari daftar temannya yang telah Anda approve saja. Anak juga bisa bermain game online, dari berbagai website seperti Club Penguin, Disney, Neopets, Cartoon Network, Pokemon, dan Nickelodeon.

Annisa mengatakan, semua aplikasi tersebut hanyalah sebagai alat bantu saja, tidak dapat 100% menghalau atau mencegah konten atau hal negatif. “Peran orangtua dalam membimbing dan mengawasi anak saat menggunakan gawai dan internet sangat diperlukan,” ujar dia.

BACA JUGA:   Pornografi Merusak Otak, Begini Dampaknya

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).