Hidup di era digital memang menjadi mudah, namun ada risiko atas segala aktivitas di internet yang bisa dialami pengguna. Apalagi, kata Benny Daniawan, Dosen Sistem Informasi Universitas Buddhi Dharma, yang berhubungan dengan tersebarnya data pribadi seseorang yang bisa saja dicuri atau disalahgunakan untuk kejahatan seperti penipuan hingga pembobolan akun bank.
“Masyarakat masih awam terhadap perlindungan data pribadi atau bahkan tak sadar telah mengumbarnya,” ujarnya dalam webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, Rabu (3/11/2021).
Dia mengatakan, hal tersebut menjadi sebab terjadinya pencurian data di dunia digital. “Karena masyarakat juga tidak sadar seberapa bahayanya jika data pribadi jatuh ke tangan orang yang salah. Kesadaran pengguna internet akan pentingnya perlindungan data pribadi saat ini masih kurang,” ujarnya.
Benny mengatakan, setiap orang perlu memerhatikan jejak digital yang tidak sengaja dibuat dan hal yang sering terjadi adalah mendownload aplikasi tanpa membaca dulu syarat dan ketentuan hingga ternyata mengizinkan aplikasi mengakses apapun.
Berbagai ancaman cyber memiliki dampak bahaya dan potensi ancaman misalnya scam yang berupa tindak penipuan dengan berusaha meyakinkan pengguna atau phising, yaitu tindakan memancing korban untuk mengarakhan ke situs palsu dan memasukan data pribadi. Dampak bahaya lanjutannya, data pribadi yang dicuri bisa disalahgunakan untuk pinjaman online.
Identitas juga bisa dipakai untuk menipu misalnya mengaku dari pihak bank. Selanjutnya bisa mengaku sebagai teman lama, mengaku sebagai anak atau orangtua korban.
“Kalau ada telemarketing yang menghubungi langsung ke nomor pribadi dan munculnya sms spam menawarkan pinjaman. Itu data pribadi kita bocor,” katanya.
Hal tersebut menurutnya bisa terjadi karena pelaku sudah tahu identitas pribadi seseorang, sehingga mereka akan mudah untuk menjebak targetnya. Dampak bahaya lanjutan yang bisa terjadi yaitu pembobolan akun bank, cara ini dilakukan dengan meretas akun WhatsApp korban dan meminta kode OTP.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0