Bagaimana Masa Depan Hybrid Event?

Friday, 07 January 22 Bayu Hari
Hybrid Event

Selain melengkapi diri dengan peralatan dan teknologi terbaru, para penyedia ruang pertemuan juga mulai menyediakan tim internal atau operator untuk membantu para klien yang ingin mengadakan kegiatan virtual atau hibrid.

Menurut Runi Indrani, Marketing Communications Manager Grand Hyatt Bali, meeting virtual memiliki banyak keunggulan dari konsep konvensional sehingga akan terus berkembang ke depannya. Dia menyebutkan, meeting virtual lebih efisien, menghemat waktu, serta mengurangi jejak karbon yang ada. Dengan begitu, cepat atau lambat banyak perusahaan yang beralih ke meeting virtual.

Ke depannya, Runi menilai tren hybrid event juga akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Lambat laun, masyarakat akan semakin sadar dengan kehadiran konsep baru berupa virtual atau hybrid di dalam sebuah kegiatan.

BACA JUGA:   All Nippon Airways Menambah Jumlah Penerbangan dari Jakarta ke Tokyo

“Kami paham banyak orang yang sudah rindu untuk bepergian seperti masa sebelum pandemi, tapi kami juga yakin permintaan untuk hybrid meeting akan terus meningkat karena semakin banyak orang yang menyadari kemudahan meeting virtual ini,” ujar Runi.

Jim Tehusijarana, Direktur Alcor MICE menambahkan bahwa saat ini memang bisnis hybrid event belum berjalan sesuai ekspektasi. Menurutnya, hybrid event memiliki banyak sekali tantangan sehingga belum dapat menjadi bisnis yang diandalkan.

BACA JUGA:   Jelang MotoGP Mandalika, Kemenparekraf Tentukan Batas Tarif Akomodasi dan Transportasi 

Jim menjelaskan terdapat tiga tantangan terbesar yang dihadapi pengelola venue dalam menghadirkan hybrid event. Pertama adalah banyak masyarakat yang berpikir kalau menyelenggarakan acara hybrid itu mudah dan lebih murah. Padahal, kenyataannya banyak alat dan konsep yang harus disiapkan pihak penyelenggara sebelum menggelar acara tersebut.

Kedua adalah perang harga antar-penyedia layanan hybrid event karena saat ini sudah banyak pemainnya. Tantangan terakhir adalah bagaimana caranya agar semua kegiatan dapat lebih efektif dilakukan secara hybrid. Pasalnya, menurut Jim, tidak semua jenis event dapat efektif jika dilakukan dengan konsep hybrid.

Ke depannya, Jim berharap agar konsep hybrid akan semakin berkembang sesuai dengan kondisi yang tengah terjadi di masyarakat. Ia juga berharap agar ekspektasi pasar untuk bisa memiliki hybrid event dengan standar yang lebih baik akan semakin meningkat.

BACA JUGA:   Korea Selatan, Best in Travel 2018 di Asia Pasifik

“Tapi, kami yakin di tahun depan konsep hybrid itu akan tetap menjadi consideration ketika seseorang atau perusahaan ingin menggelar sebuah kegiatan,” katanya lagi.