Bintan Dinyatakan Siap Jalankan Travel Corridor Arrangement

Monday, 17 May 21 Bonita Ningsih
Natra Bintan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus berkomitmen untuk mempersiapkan travel corridor arrangement di Batam, Bintan, serta tiga zona hijau di Bali. Berbagai persiapan telah dilakukan Kemenparekraf sambil memantau situasi pandemi COVID-19 di masing-masing daerah agar proses ini berjalan dengan lancar.

Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan, saat ini pihaknya secara aktif melakukan koordinasi dengan lintas kementerian/lembaga terkait. Selain itu, Kemenparekraf juga melakukan monitoring dan evaluasi bersama pemerintah daerah yang telah terpilih sebagai travel corridor arrangement.

“Semua isu dipetakan secara rinci, mana yang menjadi kewenangan K/L dan juga pemda untuk diselesaikan. Ini semua sebagai bentuk aspek penawaran dan diplomasi dengan negara fokus pasar sebagai aspek permintaan,” kata Sandiaga.

BACA JUGA:   Gelaran Konferensi Internasional di Bali Nusa Dua Convention Center

Dari hasil monitoring dan evaluasi sementara yang dilakukan, kawasan wisata Bintan Resort Cakrawala di Lagoi Bintan telah memenuhi kriteria aman dengan tingkat risiko rendah. Positivity rate juga di bawah 5 persen, merupakan kawasan enclave, dan tidak bersinggungan langsung dengan penduduk.

Sandiaga juga menjelaskan bahwa di daerah tersebut telah memiliki sistem protokol kesehatan yang ketat dan mampu dijalankan secara baik. Di sana juga terdapat pembagian zonasi dalam kawasan serta didukung dengan layanan kesehatan yang sangat memadai.

BACA JUGA:   Mobil Vaksin Keliling Berhasil Menjangkau 713.279 Masyarakat di Pedesaan

“Kami masih targetkan konsep travel bubble ini dapat terwujud pada bulan Juni atau Juli. Tetapi, dengan catatan masing-masing daerah harus bisa mengendalikan pandemi COVID-19 sebelum langkah ini dilakukan,” ujar Sandiaga.

Hingga saat ini, tim monitoring dan evaluasi masih terus bekerja terjun ke lapangan langsung untuk memberikan laporan terkini dari ketiga daerah tersebut. Menurutnya, laporan yang diberikan merupakan rekomendasi berbasis data dan fakta untuk memastikan tiga daerah tersebut layak sebagai pembukaan travel bubble tourism di Indonesia.

BACA JUGA:   Menyapa Bromo Usai Bencana

“Pokoknya, kami ingin travel bubble ini dilakukan berbasis fakta dan data. Secepatnya akan kami sampaikan lebih lanjut perkembangan dari hasil monitoring dan evaluasi tim di lapangan,” dia menambahkan.