Pada tahun 2020, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta akan bertransformasi menjadi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sementara penanganan masalah kebudayaan akan dilakukan oleh dinas baru, yaitu Dinas Kebudayaan. Hal ini disampaikan oleh Dr. Edy Junaedi, M.si., Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov DKI yang menjadi narasumber dalam acara “Asperapi Afternoon Tea” pada 4 Oktober 2019 di Samisara Grand Ballroom, Jakarta.
Menurut Eddy, pemisahan itu mempunyai pengaruh yang positif pada industri pariwisata dan MICE karena akan lebih fokus. Jika dikaitkan dengan rencana pemindahan ibu kota Republik Indonesia, pilihan pada pengembangan bidang pariwisata tidak bisa ditawar lagi karena nantinya Jakarta akan menjadi pusat ekonomi dan pariwisata.
Pada yang acara yang diselenggarakan secara rutin setiap bulan oleh Asperapi itu, Edy juga menyampaikan pada tahun depan BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) akan disahkan oleh gubernur.
“Dulu Jakarta punya JCB (Jakarta Convention Bureau) yang punya peran positif mendatangkan event-event besar ke Jakarta. Tapi karena ada UU yang menyatakan harus beralih ke BPPD, akhirnya JCB dibekukan. BPPD menunggu pengesahan Gubernur. Begitu disahkan, akan bekerja sebagaimana layaknya JCB, akan ikut dalam bidding mendatangkan event yang besar untuk masuk ke Jakarta,” tambah Edy.
Adanya pembentukan BPPD dan transformasi Dinas Pariwisata tentunya merupakan modal bagi Pemprov DKI untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun asing. Tentunya peran aktif BPPD untuk menggaet event dari luar negeri ke Jakarta sangat ditunggu agar industri MICE di Jakarta semakin bergairah.
KOMENTAR
0