Cina Cabut Larangan Terbang ke Bali

Thursday, 28 December 17 Harry
Wisman Cina di Pantai Jimbaran, Bali
Wisman Cina di Pantai Jimbaran, Bali. Foto: Venuemagz/Erwin

Bali bersiap untuk kebanjiran wisman Cina. Pasalnya, pemerintah Cina telah mencabut travel advice ke Pulau Dewata pada 26 Desember 2017.

Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, mengungkapkan, larangan terbang ke Bali itu sebenarnya diberlakukan pemerintah Cina sampai 4 Januari 2018. Namun, keputusan tersebut direvisi oleh pemerintah Cina.

Sebelumnya, pemerintah Cina mengeluarkan travel advice bagi warganya yang akan bepergian ke Bali terkait erupsi Gunung Agung. Peringatan itu disertai dengan larangan maskapai asal Cina untuk mendarat di Bali.

BACA JUGA:   Berbagi Bersama Bandara Ngurah Rai

“Per 26 Desember 2017, semua sudah boleh terbang ke Bali,” kata Vinsensius Jemadu.

Menurut Vinsensius, wisatawan Cina akan menjadi stimulus signifikan untuk pertumbuhan penumpang internasional. Selama ini, Cina menjadi penyumbang kunjungan wisatawan tertinggi ke Bali dan Indonesia. Di periode Januari hingga Juli, jumlah turis Cina ke Bali menembus 896.000. Angka itu jauh di atas Australia yang ada di urutan kedua dengan 632.000 wisatawan.

Traffic udara dari Cina ke Bali pun diyakini bakal kembali padat. Pada kondisi normal saja, setiap hari ada 30 rute penerbangan reguler dan carter dari Cina ke Bali. Air China, China Southern, Eva Air, Xiamen Airlines, dan China Eastern adalah beberapa maskapai asal Cina dan Taiwan yang melayani penerbangan langsung ke Bali.

BACA JUGA:   Dunia Menyambut 538 Juta Turis Internasional

“Periode 18-24 Desember pergerakan pesawat di Bandara meningkat 10,45 persen dibanding periode sama tahun lalu. Wisatawan asing pasti akan menyusul naik. Apalagi telah dicabutnya travel advice oleh pemerintah Cina,”  terangnya.

I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, mengatakan, pencabutan larangan terbang tadi akan berimbas pada peningkatan frekuensi penerbangan ke Bali. Restoran, hotel, tempat wisata, pusat hiburan dan belanja, toko suvenir, bus, taksi hingga pemandu wisata makin berpeluang mendulang pendapatan ekstra.