Untuk kedua kalinya, Kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, akan menjadi tuan rumah bagi perhelatan China Xi’an Silk Road International Tourism Fair (CXSRITE) 2015. Event pariwisata internasional yang menawarkan sejarah kejayaan Jalur Sutra di era Dinasti Han lebih dari 2.000 tahun lalu itu rencananya akan digelar di Xi’an Qujiang International Conference & Exhibition Centre, 11-13 September 2015.
CXSRITE diselenggarakan oleh Shaanxi Provincial Tourism Administration, Conference & Exhibition Management Services Pte Ltd (Singapura), dan CEMS Conference & Exhibition (Beijing) di atas lahan seluas 20.000 meter persegi. Menurut Shao Xi Yuan, Deputy Inspector Shaanxi Provincial Tourism Administration, event ini diharapkan mampu menangkap peluang pariwisata Tiongkok dengan menggaet 4.000 trade visitor, 30.000 pengunjung umum, dan 500 ekshibitor dari 30 negara.
Shao optimistis CXSRITE 2015 akan menjadi platform jaringan berbasis business to business (B2B) paling ideal bagi peserta pameran. “Ini menjadi ajang terbaik untuk mengeksplorasi prospek bisnis yang menguntungkan sekaligus membuka jaringan interkoneksi perdagangan dan pariwisata dari Eropa dan Afrika ke Asia,” katanya.
Hingga Mei 2015, lanjut Shao, sejumlah pihak telah menyatakan kesiapannya untuk menghadiri event tersebut, antara lain Biro Pariwisata Nasional Korea, Singapura, India, Malaysia, Iran, Finlandia, Thailand, Jepang, dan Hong Kong. Dari dalam negeri, CXSRITE akan disemarakkan oleh Beijing, Guangdong, Guangzhou, Tianjin, Chongqing, Fujian, dan Henan Sanmenxia. Ada pula Hubei, Guangxi, Hebei, Jiangxi, Qinghai Zhejiang, Yunnan, Kota Lanzhou, dan Kota Dandong.
Edward Liu, Group Managing Director Conference & Exhibition Management Services Pte Ltd, menambahkan, lebih dari 20 perusahaan pariwisata raksasa telah menyatakan komitmennya untuk terlibat dalam CXSRITE 2015. “Tuniu Tourism Cabang Xi’an dan Hong Kong Ocean Park juga telah mengungkapkan keinginan mereka untuk berpartisipasi dalam event ini,” kata Liu.
Xi’an merupakan satu dari empat kota kuno di Tiongkok dengan warisan budaya dan sejarah terbesar, seperti Terracotta Warriors. Kawasan ini menjadi salah satu penopang wisata inbound Tiongkok yang mencapai 128,49 juta wisatawan dengan pengeluaran sekitar US$56,913 miliar pada tahun 2014. Angka itu, menurut China National Tourism Administration, mengalami penurunan sekitar 0,45 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 129,07 juta wisatawan.
Peningkatan standar hidup dan lahirnya masyarakat ekonomi menengah-atas baru juga turut memicu pertumbuhan wisata outbound Tiongkok. Setidaknya, pada tahun 2013 China National Tourism Administration mencatat ada sekitar 97,3 juta penduduk Tiongkok yang pelesiran ke luar negeri. Destinasi wisata populer bagi masyarakat Tiongkok adalah Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Maldives. Angka outbound Tiongkok bahkan menyentuh 107 juta pada tahun 2014 yang berarti naik 19,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sejauh ini, Tiongkok bekerja sama dengan sekitar 151 negara dan kawasan untuk kunjungan bebas visa. Pada tahun 2020, Tiongkok diproyeksikan menjadi destinasi wisata terbesar sekaligus negara yang mengirim wisatawan terbesar ke negara lain.
Penulis: Siska Maria Eviline
KOMENTAR
0