Sekitar 200 ekonom se-Asia Tenggara akan mengadakan konferensi internasional di Yogyakarta pada 23-25 November 2016. Ekonom yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Se-ASEAN atau Federation of ASEAN Economist Associations (FAEA) tersebut akan membahas persoalan ekonomi di negara masing-masing, termasuk sektor pariwisata, dalam payung tema “Four Pillars of ASEAN Economic Community; Implementations, Prospects, & Challenges”.
“Salah satu fokus usulan yang akan dilontarkan adalah bebas visa terpadu untuk negara-negara anggota ASEAN dan visa terintegrasi untuk kawasan ASEAN,” kata Pos Hutabarat, Panitia Pengarah FAEA.
Menurut Pos Hutabarat, negara-negara di Eropa telah menerapkan visa schengen untuk kunjungan di 22 negara anggota Uni Eropa dan tiga negara non-anggota. Karena itu, visa ASEAN bukanlah hal yang tidak mungkin. Jika visa ASEAN dapat diterapkan, wisatawan dari luar regional ASEAN tidak perlu lagi mengurus visa ke masing-masing negara tujuan.
“Tentunya, visa bersama ini akan mempermudah pengunjung, misalnya wisatawan yang ingin mengunjungi Singapura, Malaysia, dan Indonesia, tidak perlu lagi mengurus visa di masing-masing negara,” ujar Hutabarat.
Lincolin Arsyad, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Yogyakarta, menambahkan, para peserta konferensi juga akan diajak berkunjung ke beberapa destinasi wisata di Yogyakarta dan Jawa Tengah, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
“Kami ingin tunjukkan pada delegasi konferensi bahwa Yogyakarta merupakan salah satu daerah turisme andalan Indonesia, serta bagaimana pariwisata berdampak pada perekonomian,” ujar Lincolin.
Forum ini juga sudah menjaring 28 makalah hasil riset yang ditulis dosen, peneliti, dan mahasiswa dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Laos, Vietnam, Singapura, dan Thailand. Makalah yang dipilih merupakan hasil seleksi dari call for paper yang dilakukan panitia pusat ISEI. Topik hasil riset tersebut bervariasi dan terkait kondisi ekonomi ASEAN.
Para ekonom tersebut nanti juga akan membahas langkah menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal yang kemudian menciptakan kawasan ekonomi berdaya saing tinggi. “Beberapa pembicara dijadwalkan hadir, seperti Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan ekonom senior World Bank Hans Anand Beek yang akan membahas topik terkait hal tersebut,” ujar Hutabarat.
Penulis: Harry Purnama
KOMENTAR
0