Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Karenanya, beberapa kegiatan yang mendongkrak perekonomian daerah mendapat kelonggaran untuk kembali dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Salah satu industri yang mendapat pelonggaran ialah sektor pariwisata yang dibuka secara bertahap, mulai dari kawasan wisata hingga pusat perbelanjaan. Cucu Ahmad Kurnia, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, mengatakan, meskipun beberapa kegiatan pariwisata sudah dibuka, animo masyarakat belum terlalu tinggi sehingga masih perlu ditingkatkan.
“Kita sudah membuka kembali Kebun Binatang Ragunan, Ancol, hingga mal, ternyata masih kurang disambut dengan baik oleh warga. Ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor, seperti ekonomi atau mereka masih was-was untuk bepergian,” jelas Cucu.
Menurut Cucu, pada kondisi normal jumlah pengunjung di Ragunan bisa mencapai 30.000 orang di hari libur. Namun, di masa transisi ini, jumlah pengunjungnya hanya mencapai 1.000 orang. Begitu juga dengan Ancol, jika di akhir pekan situasi normal dapat dikunjungi 20.000 orang, saat ini hanya 5.000 orang.
“Mal juga begitu, dengan izin kapasitas 50 persen saja, jadi pengunjungnya hanya sampai 40 persen dari jumlah normal,” Cucu menambahkan.
Oleh karenanya, Pemprov Jakarta berencana membuka fasilitas pariwisata lainnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mulai dari arena permainan, biliar, bowling, hingga kegiatan MICE di luar ruangan.
Nantinya, seluruh kegiatan tersebut akan dilakukan dengan tingkat kehatian-hatian dan protokol yang ketat. Pasalnya, setelah PSBB mulai dilonggarkan dan beberapa kegiatan pariwisata dibuka, rasio penularan meningkat di atas satu. Oleh karenanya, untuk pembukaan kegiatan pariwisata lainnya harus dilakukan secara cermat agar jumlah penularannya tidak meningkat.
Untuk kegiatan MICE, terdapat tiga pertimbangan penting jika ingin segera kembali dibuka bisnisnya. Pertimbangan pertama ialah sejauh mana penyebaran COVID-19 terhadap kegiatan atau event tersebut, keuntungan apa yang didapat dari kegiatan tersebut terhadap masyarakat, dan bagaimana dampak ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan atau event tersebut.
“Kita harus lihat dampak ekonomi yang dihasilkan dari setiap event yang ingin digelar, misalnya saja apakah event tersebut dapat menyerap tenaga kerja dan lainnya. Ini yang harus diperhatikan tim satgas COVID-19 di DKI Jakarta jika ingin kembali membuka event,” ujar Cucu.
KOMENTAR
0