Galeri Seni ara contemporary Resmi Dibuka di Jakarta

Saturday, 12 April 25 Bonita Ningsih

Dunia seni di Jakarta semakin semarak dengan lahirnya ara contemporary yang resmi dibuka pada tanggal 12 April 2025. Berada di kawasan strategis Jakarta Selatan, ara contemporary, diharapkan dapat menjadi rumah yang nyaman bagi para seniman.

ara contemporary difokuskan untuk mendukung para seniman profesional maupun pendatang dari Asia Tenggara dan mengadvokasi praktik mereka secara lokal hingga internasional. ara menampilkan ragam campuran suara yang baru muncul hingga yang sudah mapan dari wilayah tersebut.

Galeri seni ini didirikan oleh tiga orang dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di dunia seni yaitu Fiesta Ramadanti, Fredy Chandra, dan Megan Arlin. Masing-masing telah memiliki pengalaman seni profesional seperti di Art Jakarta (Jakarta), Mizuma Gallery (Singapura, Tokyo), dan Sullivan+Strumpf (Singapura, Sydney, Melbourne).

“Dengan pengalaman kerja kami, menyadarkan kami terhadap karya-karya seni Asia Tenggara. Oleh sebabnya, ara berdiri dengan tujuan utama memamerkan seniman yang melihat konteks Asia Tenggara dan bisa dikomunikasikan ke kancah internasional. Jadi, ara benar-benar mau memajukan Asia Tenggara ke dunia,” jelas Megan saat pembukaan bersama media di Jakarta pada 11 April 2025.

BACA JUGA:   Menu Baru yang Menggiurkan di Riva Grill Bar & Terrace

Nama ara mencerminkan visi pendiri dan visi galeri yang lebih luas. Selain mengambil dari nama belakang pendiri (Arlin, Ramadanti, Chandra), nama ara dalam bahasa Sansekerta juga memiliki arti “tempat berteduh”.

“Setelah kami cari tahu lebih dalam, arti ara artinya place of shelter and partner. Mengambil pengalaman kami sebelumnya, bisnis paling ideal adalah bermitra dengan seniman dan berjalan bersama-sama,” kata Danti begitu sapaan akrab Fiesta Ramadanti.

Untuk memulai debutnya, ara, menghadirkan pameran perdana bertajuk “We Begin with Everything” dengan mengajak 17 seniman Asia Tenggara di dalamnya. Seniman asal Indonesia yang berpartisipasi adalah Agan Harahap, Albert Yonathan Setyawan, Condro Priyoaji, Irfan Hendrian, Ipeh Nur, Iwan Effendi, Mar Kristoff, S.Urubingwaru, dan Wedhar Riyadi.

BACA JUGA:   Indonesia Butuh 2 Juta SDM Pariwisata

Sedangkan, seniman lainnya yang berpartisipasi adalah Alisa Chunchue (Thailand), Carmen Ceniga Prado (Seoul/Spanyol/Singapura), Dawn Ng (Singapura) yang  berkolaborasi dengan Sullivan+Strumpf Enggar Rhomadioni (Indonesia). Lalu ada Kelly Jin Mei (Singapura), Marcos Kueh (Malaysia) – bekerja sama dengan The Backroom Natalie Sasi Organ (Thailand), serta Xiuching Tsay (Thailand). 

“17 seniman tersebut yang akan bekerja sama dengan ara ke depannya. Jadi, selanjutnya kami akan menghadirkan pameran tunggal dari masing-masing seniman tersebut. Terdekat, ara akan menghadirkan pameran tunggal Iwan Effendi di Mei 2025,” ucap Megan.

Meski demikian, ara, akan terus menjaring seniman-seniman baru Asia Tenggara untuk dapat bekerja sama di dalamnya. Dengan pertimbangan, setiap karya seniman memiliki value atau nilai yang sama dengan ara yaitu mengedepankan konteks lokal. 

“Secara konteks, karya mereka harus memiliki satu benang merah yang sama yaitu kental dengan lokalnya. Kalau dilihat, semua karya sudah tidak bisa dibedakan lagi dari seniman Indonesia atau negara lain karena adanya kesamaan konteks tersebut,” ungkap Danti.

BACA JUGA:   Strategi Meningkatkan Kunjungan Ke Singapura

Karya 17 seniman tersebut dihadirkan dalam ruang pameran yang terdiri dari dua lantai. Ruangan pertama diberi nama Galeri Utama dengan ceiling tinggi dan Fokus Galeri yang berada di lantai bawah.

“Kami bagi menjadi dua space karena ara ingin menghadirkan banyak ruang bagi seniman baik dari pemula maupun yang sudah profesional. Galeri ini akan menjadi ruang bagi seniman-seniman untuk solo show pertama kalinya,” tutup Danti.

Alamat: Jl. Tulodong Bawah I No. 163, Senayan, Jakarta Selatan 12190, Indonesia

Waktu Buka Galeri: Selasa hingga Sabtu

Jam Operasional: 11.00-19.00 WIB

HTM: Gratis (dengan reservasi terlebih dahulu)

Kapasitas: 60-70 orang