Di tengah kondisi pariwisata Bali yang sedang berada dalam kondisi kurang baik menyusul aktivitas Gunung Agung, pada tanggal 15-17 Desember 2017 lalu digelar event MICE yang bertajuk “Seabad Pariwisata Bali”. Mengambil lokasi di sebuah destinasi baru di Gianyar Bali yang berkonsep taman wisata budaya Indonesia yang diberi nama Taman Nusa, acara ini diselenggarakan oleh GloBali Tourism Observatory dengan dukungan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dan Pancer Langit Bali.
Taufik Rahzen, budayawan, pemerhati pariwisata Indonesia, sekaligus staf ahli Kementerian Pariwisata RI, mengatakan, Bali telah menjadi ikon pariwisata, baik nasional maupun internasional. Bali menjadi ajang eksperimen tradisi perjalanan dunia, dari dulu hingga sekarang. Berbagai buku, kajian dan laporan diterbitkan untuk menandai respons Bali terhadap perubahan dunia pariwisata. Respons pada masa aman maupun saat terjadinya bencana.
“Daya tahan budaya dan masyarakat Bali terhadap bencana amat mengagumkan, dan selalu melahirkan kreativitas budaya tak terduga dan berjangka panjang,” ujar Taufik Rahzen dalam acara pembukaan yang digelar di Bima Theater Taman Nusa, 15 Desember 2017.
Taufik Rahzen mengatakan, inilah era ketika tradisi sadar wisata berkembang menjadi wisata sadar, dan Bali kembali menjadi lokomotif pariwisata yang berkelanjutan.
Berdasarkan warisan budaya yang kaya ini, GloBALI Tourism Observatory menyelenggarakan seminar, pameran, lokakarya, karnaval untuk merefleksikan Seabad Pariwisata Bali. Acara pembukaan yang digelar di Bima Theater Taman Nusa dihadiri oleh Bupati Gianyar A.A. GD Agung Bharata, Staf Ahli Kementerian Pariwisata Taufik Rahzen, Direktur Utama Taman Nusa Santoso Senangsyah, GloBali Tourism Observatory, serta dari Pancer Langit Bali. Selain itu turut hadir para insan budaya Indonesia, media cetak, TV dan online, perwakilan travel agent, hotel, dan perwakilan dari berbagai elemen industri pariwisata lainnya.
KOMENTAR
0