Industri Pariwisata Baru Stabil Pada Tahun 2022

Friday, 08 May 20 Bonita Ningsih

Pariwisata dan ekonomi memang menjadi dua hal yang saling berkaitan. Oleh karenanya, perbaikan ekonomi akan menjadi faktor yang memengaruhi kembalinya wisatawan setelah pandemi COVID-19 berakhir.

Pasca-pandemi, kembalinya turis secara stabil diprediksi akan terjadi pada tahun 2022, itu pun dimulai dari turis domestik. Sementara itu, turis internasional diprediksi akan lebih lama lagi sehingga turis domestik akan menjadi tumpuan pariwisata di setiap negara. Hal ini yang disampaikan oleh David Ermen, Direktur Destination Capacity, pada webinar bertajuk “COVID-19 Crisis in Tourism: Threat and Opportunity” yang digelar oleh MarkPlus Tourism.

Kondisi seperti ini terjadi lantaran faktor ekonomi yang menghantam kelas menengah selama pandemi terjadi. Menurutnya, usai pandemi, banyak masyarakat yang menganggur karena terkena PHK dari perusahaannya. Ekonomi menjadi tidak stabil dan banyak masyarakat terpukul dengan keadaannya.

BACA JUGA:   Nasib Pariwisata di Tahun Politik

“Turis domestik mungkin baru akan stabil di tahun 2022, tetapi kita harus perhatikan peluang di dalamnya. Pastikan mereka dapat berlibur lebih lama, lebih berkualitas, dan haus akan pengalaman baru,” ujar David.

Meskipun stabilitas industri pariwisata diprediksi baru dapat normal pada dua tahun mendatang, para pelaku industri diminta untuk mempersiapkan protokol baru. Menurutnya, momen saat ini menjadi waktu yang tepat untuk menyambut kedatangan turis pasca-pandemi COVID-19.

Ia meminta seluruh pelaku pariwisata dan industri hospitality untuk menyesuaikan bisnisnya dengan kondisi wisatawan pasca-pandemi. Pasalnya, usai COVID-19 ini berakhir, ada perubahan perilaku dari wisatawan yang lebih memerhatikan faktor higienitas dan keamanan saat berwisata. Dua hal itu yang harus diperhatikan sejak dini oleh pelaku industri pariwisata.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Genjot Program Sertifikasi Indonesia Care Berbasis CHSE

“Mereka nantinya tidak mau hanya mau jalan-jalan, tetapi juga memastikan dirinya aman selama traveling. Jadi, ini yang harus menjadi perhatian pelaku wisata,” ucap David.

Dalam hal ini, David meminta pelaku pariwisata untuk memberikan pelatihan kepada stafnya mengenai protokol higienitas yang baru. Ini tentu menjadi peluang besar yang dapat dilakukan dalam rangka menyambut kembalinya turis pasca-pandemi COVID-19.

Ia mencontohkan hal kecil seperti budaya ramah-tamah yang sering dilakukan masyarakat Indonesia dengan berjabat tangan. Memasuki perubahan perilaku baru ini, diharapkan budaya tersebut disesuaikan kembali mengingat munculnya sensitivitas terhadap sentuhan antar-manusia selama COVID-19.

BACA JUGA:   Kampanye Hello Hong Kong Bagikan 500.000 Tiket Pesawat Gratis

Perubahan perilaku ini tidak hanya berlaku bagi wisatawan leisure, tetapi juga untuk wisatawan yang melakukan perjalanan bisnis. Jika sebelumnya perjalanan bisnis sering dilakukan secara langsung, dengan new normal nanti, akan ada kecenderungan dari mereka untuk menggunakan teknologi saat melakukan bisnisnya.

“Kalau biasanya orang bepergian ke luar negeri untuk perjalanan bisnis satu atau dua hari, nantinya mungkin saja mereka lebih memilih menggunakan aplikasi Zoom karena sudah terbiasa dengan kondisi saat pandemi,” jelas David.