Jelang Olimpiade, Persoalan Brasil Tak Hanya Virus Zika

Thursday, 25 February 16 Venue

Perhelatan Olimpiade Rio 2016 memang masih enam bulan ke depan. Namun, Brasil tampaknya harus bekerja keras untuk mengamankan perhelatan akbar yang rencananya akan diikuti 10.500 atlet dari 206 komite olimpiade nasional itu. Seperti diketahui, sejak April 2015 Brasil menjadi pusat wabah Zika yang menginfeksi 1,5 juta warganya. Virus itu juga diperkirakan menjadi penyebab 2.782 bayi mengidap mikrosefali atau lingkar kepala bayi mengecil.

Namun, persoalan Brasil tidak hanya tentang virus Zika. Pasalnya, penambahan jalur metro dari titik wisata di Copacabana dan Ipanema menuju Olympic Park di Barra de Tijuca, Rio de Janeiro, diprediksi tidak akan rampung tepat waktu. Sebagai informasi, bersama metro line, Rio de Janeiro tengah mengembangkan jalur bus ekspres dan kereta api ringan menjelang Olimpiade.

BACA JUGA:   Pariwisata Kembali Dibuka, STB Buat Langkah Strategis

Melansir Reuters, keterlambatan pengerjaan proyek itu akibat pinjaman senilai GBP250 juta dari Bank BNDES tak kunjung dicairkan Pemerintah Federal Brasil. Hingga berita ini diturunkan, pemerintah setempat belum memberikan keterangan resmi terkait penundaan pencairan dana yang seharusnya dilakukan tahun lalu itu.

Namun, Carlos Roberto Osorio, Sekretaris Jenderal Brazilian Olympic Committee, mengatakan, proyek penambahan metro masih on the track dan akan selesai pada Juli 2016. Komentar Osorio itu muncul setelah koran lokal O Globo menerbitkan artikel terkait email Eduardo Paes, Wali Kota Rio de Janeiro, ke panitia Olimpiade lokal. Isi email itu terkait penambahan jalur metro yang berisiko gagal memenuhi tenggat waktu.

BACA JUGA:   DPD IVENDO Yogyakarta Resmi Terbentuk

Apabila penambahan metro tak rampung tepat waktu, tentu akan menjadi pukulan telak bagi pihak penyelenggara. Apalagi, Olimpiade Rio 2016 diharapkan mampu mendatangkan lebih dari 500.000 wisatawan asing yang mampu menambah pundi-pundi Brasil dalam 16 hari pelaksanaannya.

Proyek penambahan metro senilai GBP1,8 miliar atau setara dengan Rp33,58 triliun itu merupakan “janji” Rio de Janeiro saat mengikuti bidding pada 13 September 2007. Kemenangan kota seluas 4.557 kilometer persegi itu atas Chicago, Madrid, dan Tokyo diumumkan Komite Olimpiade Internasional (KOI) pada 2 Oktober 2009, di Kopenhagen, Denmark.

BACA JUGA:   Banyuwangi Menyiapkan Destinasi Baru Khusus Perempuan

Penulis: Siska Maria Eviline