KEK Pariwisata Mandalika akan Memiliki 10.000 Kamar Hotel

Monday, 23 October 17 Ahmad Baihaki
Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata KEK Pariwisata Mandalika
Mandalika, salah satu KEK Pariwisata yang telah berjalan pembangunannya. Foto: Dok. Kemenpar

KEK Pariwisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Timur, mulai beroperasi lagi pembangunannya setelah terbit instruksi presiden untuk pembebasan lahan yang telah terkatung-katung selama lebih dari 29 tahun. Menyambut hal positif tersebut, Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika akan dibangun 10.000 kamar hotel, dan 2.000 di antaranya akan selesai dibangun pada tahun ini.

Untuk mengembangkan infrastruktur dasar, KEK Pariwisata Mandalika membutuhkan modal sebesar Rp250 miliar. Sementara itu, investasi yang sudah masuk mencapai Rp13 triliun, dan investasi yang sedang berjalan di KEK Pariwisata Mandalika adalah senilai Rp4,1 triliun untuk pembangunan hotel Pullman, Club Med, Paramount, X2, Royal Tulip, Marriot, lalu kluster khusus muslim, dan Vinci Development Cluster.

BACA JUGA:   Kunjungan Wisman ke Indonesia Telah Melebihi Target

Di KEK Pariwisata Mandalika juga akan dibangun sirkuit balap kelas dunia, convention center, dan tujuh hotel akan selesai dibangun pada 2019. Darmin Nasution menegaskan pentingnya keterlibatan masyarakat sebagai bagian dari pengembangan kawasan ini. Di luar kawasan Mandalika pun sudah berkembang kafe, homestay, dan industry kreatif, tapi semuanya masih perlu penataan.

BACA JUGA:   Kemenparekraf Siapkan Tiga Syarat Untuk Pembukaan Pariwisata Bali

Presiden Joko Widodo juga menyampaikan lima pesan untuk pembangunan dan pengembangan KEK Mandalika. Pertama, kepada PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Pemda Provinsi NTB, dan pemerintah kabupaten untuk menghijaukan kawasan Mandalika supaya hijau dan cantik. Kedua, agar tata ruangnya baik, pasar cenderamata harus disiapkan oleh ITDC. Ketiga, karakter bangunan harus ada diferensiasi atau pembeda. Lombok memiliki kekuatan karakter arsitektur lokal yang kuat, jangan dibangun rumah-rumah bergaya Spanyol.

BACA JUGA:   UNWTO: Tidak Semua Destinasi Wisata Dunia Ditutup

Keempat, kepada menteri pariwisata agar kafe, restoran, dan homestay di-back up, khususnya toilet, agar berstandar internasional. Kelima, kepada investor, buat aturan main dan kontrak yang jelas.