Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan akan mendukung Ulos, kain khas masyarakat Batak, Sumatera Utara untuk diusulkan ke UNESCO World Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Dunia Tak Benda agar mendapat pengakuan dunia.
“Kemenpar siap memberikan dukungan untuk memperjuangkan Ulos sebagai UNESCO World Intangible Cultural Heritage ke markas besar UNESCO di Paris bersama dengan Dubes RI di Paris Hotmangaradja Pandjaitan,” kata Arief Yahya ketika menghadiri pameran Ulos, Hangoluan & Tondi di Museum Tekstil Jakarta, 19 September 2018
Hadir dalam acara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf.
Pameran Ulos Hangoluan & Tondi berlangsung dari 20 September hingga 7 Oktober 2018. Pemeran ini digelar oleh Kerri Na Basaria bersama Tobatenun di bawah Yayasan DEL. Sebanyak 50 helai Ulos langka rata-rata berusia di atas 50 tahun koleksi pribadi Devi Pandjaitan boru Simatupang dipamerkan dalam pameran tersebut.
Arief Yahya menjelaskan, Kemendikbud pada 17 Oktober 2014 telah menetapkan kain Ulos sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, dan pada 2016 sudah mulai disusun dossier-nya, tetapi hingga hari ini belum diusulkan secara resmi ke UNESCO. “Untuk melanjutkan perlu dilakukan koordinasi bersama antara Kemendikbud dengan kabupaten dan Kemenpar siap support,” kata Arief Yahya.
Arief Yahya juga meminta bantuan Bekraf untuk menyediakan rumah kreasi sebagai inkubasi perajin Ulos seperti IKKON, program yang digagas Kepala Bekraf Triawan Munaf, sekaligus menjadi bagian dalam pelestarian dan pengembangan kain Ulos menuju World Intangible Cultural Heritage.
KOMENTAR
0